spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Penyebab Stunting, Minimnya Ragam Pangan di Berau

TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih mendorong masyarakat untuk melakukan penganekaragaman konsumsi pangan yang sehat dan bergizi bagi keluarga. Salah satunya untuk mencegah terjadinya kasus stunting maupun penyakit yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan gizi.

Adapun yang dilakukan pihaknya yakni, melalui Dinas Pangan Berau mengadakan festival pangan lokal beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). Yang diikuti PKK dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Berau.

Melalui festival tersebut, Ia juga mengajak untuk mengoptimalkan seluruh potensi pangan lokal yang ada. Seperti, jagung, sukun, pisang, singkong, dan ubi jalar. Yang mana, ragam pangan ini mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh, namun juga mudah ditemukan di sekitar kita.

Diakuinya sebagian besar komoditas pangan di Berau masih didatangkan dari daerah lain, seperti kedelai, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, cabai, dan lain-lain. Sri mendorong Dinas Pangan Berau agar dapat bekerja maksimal dan mewujudkan ketahanan pangan untuk menyukseskan seluruh agenda-agenda pangan.

“Saya harap Berau akan semakin sejahtera dengan ragam komoditas unggulan yang ada,” ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pangan Rakhmadi Pasarakan menambahkan, skor pola pangan harapan (PPH) di Kabupaten Berau yakni 89,5 yang mana idealnya adalah 100 skor. Artinya masih ada konsumsi pangan yang tidak beragam. Melalui festival pangan lokal diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk dapat memenuhi nilai gizi. Di mana ada dua kategori yang dilombakan yakni untuk ibu hamil dan remaja putri usia 12 tahun. Dengan menciptakan beragam menu yang berasal dari non beras dan non terigu.

“Kekurangan kita sayur-sayuran, buah-buahan, serta umbi-umbian makanya kita gelar festival pangan kali juga untuk mendukung program penurunan stunting. Penyebab salah satunya karena kurang beragamnya pangan kita,” jelasnya.

Lanjutnya, memang untuk merubah preferensi pola makan masyarakat itu tidak mudah. Namun dengan membiasakan dan menciptakan kreasi menu yang disukai masyarakat, diharapkan pelan-pelan dapat berubah. Sebagai upaya bersama dalam menurunkan angka stunting dengan memanfaatkan pangan lokal.

“Makanya kita gandeng ibu-ibu PKK di kecamatan sebagai perpanjangan tangan untuk menyampaikan kepada masyarakat di kampung-kampung,” paparnya. (mnz)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img