spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Persahabatan Emas 2 Kenshi Loa Kulu

Seperti sore-sore yang sudah lewat, Yulia Sari asyik bermain di Desa Loa Kulu Kota, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, ketika seorang teman menghampiri. Gadis kecil yang masih duduk di kelas empat SD 017 Loa Kulu itu kemudian diajak ke pusat latihan shorinji kempo.

Kebetulan, tempat itu tak jauh dari rumahnya. Mata Yuli segera berbinar melihat kepiawaian mereka yang sedang melatih zuki dan geri –pukulan dan tendangan dalam kempo.

Dua puluh dua tahun silam, tepatnya pada 1999, Yuli mulai berkenalan dengan cabang bela diri dari Jepang tersebut. Ia terus berlatih hingga duduk di bangku SMP 1 Loa Kulu. Yuli kemudian punya sahabat karib di sekolah. Nurindah namanya.

Ayah Nurindah yang bernama Laudin Zen sebenarnya pelatih kempo di Loa Kulu. Akan tetapi, Nurindah belum tertarik dengan bela diri itu. Sampai akhirnya, Yuli, sahabat karibnya, mengajaknya ke tempat latihan pada 2002.

Keduanya pun mulai berlatih bersama untuk menjadi seorang kenshi, sebutan bagi atlet kempo. Teknik-teknik dasar seperti furiko (mengatur berat badan), someng dan kamae (kuda-kuda), berbagai jenis zuki, geri, hingga uke (tangkisan) mereka kuasai.

Hanya perlu empat tahun bagi Yuli dan Nurindah buat menunjukkan bakat dan prestasi. Mereka dipanggil Tim Kempo Kukar pada 2005, dipasangkan untuk ganda putri dan beregu. Debut pertama profesional mereka adalah kejuaraan nasional dengan raihan medali perunggu.

“PON 2008 Kaltim adalah PON pertama yang kami ikuti. Dapat medali perak,” tutur Yuli ketika diwawancarai kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com lewat sambungan telepon, Kamis (14/10/2021).

Yuli dan Nurindah makin padu tahun-tahun berikutnya. Pasangan ini meraih medali perak pada PON 2012 Riau. Keduanya kian berkilau ketika menyabet gelar juara dunia di negara asal bela diri ini. Dalam kejuaraan dunia di Tokyo, Jepang, pada 2013, mereka meraih medali emas. Tidak mengherankan ketika tiga tahun kemudian, Yuli dan Nurindah menyumbangkan medali emas buat Kaltim di PON 2016 Jawa Barat.

Kedua perempuan ini tetap tangguh di PON 2021 Papua. Walaupun sudah sama-sama berusia 31 tahun, Yuli dan Indah masih menyumbangkan medali emas. Dua keping medali direbut dari kelas ganda putri dan campuran. Emas dari ganda campuran diperoleh Yuli dan Nurindah bersama Revy Pratama Sam dan Ado Tia Saputra. Keempatnya menyingkirkan perwakilan Bali, Lampung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

“Nurindah dan Revy Pratama Syah adalah suami-istri,” tutur Yuli. Yang menarik lagi, suami Yuli juga menyumbang emas di PON Papua ini dari cabang gulat. Itu artinya, kedua sahabat ini bersama suami mereka masing-masing mempersembahkan medali emas untuk Bumi Mulawarman.

Nurindah yang setahun lebih muda dari Yuli bercerita awal mula bertemu suaminya, Revy Pratama Syah. Mereka mula-mula bertemu pada 2006. Setelah menjalin kasih, keduanya memutuskan menikah pada 2016. Setahun kemudian, keduanya berpasangan dalam regu kempo Kaltim. Nurindah dan Revy kini memiliki seorang anak laki-laki.

“Satu anggota dari tim beregu yang lain, Ado Tia Saputra, sebenarnya juga sepupu saya. Ibu saya dan ayahnya saudara kandung,” terang Nurindah.

Kisah asmara Yuli dan suaminya, Muhammad Aliansyah (30) lain lagi. Keduanya bersua sembilan tahun silam. Yuli dan Aliansyah dipertemukan ketika masuk pusat latihan di Samarinda pada 2012.

Waktu itu, Aliansyah adalah atlet gulat yang sudah punya segudang prestasi. Ia langganan medali di PON. Empat emas ia koleksi sejak PON 2008 Kaltim hingga PON 2021 Papua. Ditambah satu medali perak di SEA Games untuk Indonesia.

Yuli dan Aliansyah kini tinggal bersama di Samarinda dan dikaruniai seorang putra. “Terima kasih untuk dukungan semuanya, doa dari keluarga, tim kempo, gulat, dan masyarakat Kaltim,” tutup Yuli. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img