spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Inovasi Olahan Produk Rumput Laut

BONTANG – Rumput laut, tanaman tingkat rendah yang sering diidentifikasi dengan wujudnya yang menyerupai struktur akar, batang, dan daun, sebenarnya merupakan bentuk thalus yang tidak memiliki tingkat perbedaan susunan kerangka tersebut.

Di dunia laut, rumput laut atau alga, yang dikenal sebagai sea weed, mendominasi jumlah tanaman laut. Alga ini biasanya dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu alga hijau (Chlorophyceae), alga hijau biru (Cyanophyceae), alga coklat (Phaecophyceae), dan alga merah (Rhodophyceae).

Meskipun alga hijau dan hijau biru dapat ditemukan di air tawar, alga coklat dan merah hampir secara eksklusif hidup di laut dan lebih dikenal sebagai rumput laut atau “sea weed.”

Rumput laut memiliki komposisi utama berupa karbohidrat, tetapi mayoritas karbohidrat ini terdiri dari senyawa gula atau getah yang hanya sedikit dapat diserap dalam pencernaan manusia. Hal ini disebabkan oleh kandungan rendah protein dan lemak dalam rumput laut. Mineral yang terdapat dalam rumput laut sebagian besar adalah natrium dan kalium, dan kadar airnya mencapai 80-90%.

Penggunaan rumput laut sangat bervariasi. Manusia telah mengonsumsinya dalam berbagai bentuk, termasuk dimakan mentah sebagai lalap, dijadikan sayuran, acar, kue, pudding, manisan, produk makanan kemasan, dan bahan obat-obatan.

Selain itu, rumput laut juga diolah menjadi berbagai produk komersial dan berbagai jenis getah rumput laut (gummi). Keberagaman manfaat rumput laut sangat luas, terutama sebagai bahan mentah industri dalam negeri dan ekspor non-migas.

Suasana demonstrasi pembuatan amplang rumput laut dan brownies kering.

Dari keempat kelas rumput laut, hanya alga coklat dan alga merah yang dijadikan bahan mentah utama. Sebagian besar alga, termasuk kelas Phaecophyceae yang berwarna coklat, diolah menjadi bahan industri.

Alga coklat hidup di laut dengan suhu dingin, biasanya di pinggiran pantai dengan kedalaman kurang dari 20 meter, sementara alga merah eksklusif untuk perairan laut tropis, baik yang dangkal maupun dalam. Alga merah menjadi sumber bahan mentah agar-agar. Bahan yang terkandung dalam alga merah dan coklat disebut gummi alami atau mucilagas.

Pada tanggal 26 Agustus 2023, LPB Pama Bessai Berinta mengadakan pelatihan olahan rumput laut dengan tujuan meningkatkan produktivitas pengolahan rumput laut.
Pelatihan ini diikuti 12 peserta UMKM Sektor Kuliner yang merupakan mitra LPB Pama Bessai Berinta. Narasumber pelatihan berasal dari BEK yakni Dewi Setia Lestari, Nurhana Reyemce, dan Syamsinar, yang telah memegang berbagai sertifikat dan memiliki pengalaman sebagai pelaku usaha di bidang UMKM, khususnya olahan rumput laut selama 10 tahun.

Sebelum dimulainya sesi pelatihan, CSR PT Pamapersada Nusantara diwakili Abdul Syukur, CSR Officer, menjelaskan tujuan pelatihan dan pentingnya pengembangan olahan hasil rumput laut dalam mendukung UMKM Tihi-Tihi.
Pelatihan dimulai dengan penjelasan aspek dasar mentalitas untuk memperkuat mental peserta sebagai pelaku usaha kecil.

Sesi berikutnya membahas perizinan produk, mulai dari NIB, PIRT, hingga Izin Halal. Materi lain yang disampaikan adalah tentang kemasan produk, mencakup hal-hal yang harus dicantumkan pada kemasan, seperti izin, kode produksi, nama produk, tanggal kedaluwarsa, varian produk, dan lainnya.

Instruktur pelatihan juga menjelaskan tentang strategi pemasaran, yang mencakup target pasar di toko oleh-oleh di Kota Bontang dan Galeri Sepinggan.

Instruktur kemudian mempraktikkan cara pembuatan produk amplang rumput laut dan brownies kering rumput laut. Peserta dibagi menjadi dua kelompok, dan dalam waktu lebih dari 4 jam, mereka berhasil menghasilkan produk amplang rumput laut dan brownies kering rumput laut.

Dengan terlaksananya pelatihan ini, diharapkan mitra LPB Pama Bessai Berinta dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh. Peserta diharapkan dapat memahami jenis izin yang dibutuhkan untuk produk mereka, mencantumkan informasi yang benar pada kemasan produk, menetapkan target pasar yang sesuai, dan memiliki keterampilan dalam pembuatan amplang rumput laut dan brownies kering rumput laut.

“Terima kasih kepada CSR PT. Pamapersada Nusantara yang telah membina kelompok kami, sebelumnya dari LPB Pama yang merupakan bagian dari CSR Pama rutin membina petani rumput laut kami. Dan hari ini CSR Pama kembali hadir melalui LPB untuk membina ibu – ibu di daerah kami untuk membuat olahan dari bahan dasar hasil rumput laut yang merupakan hasil asli dari Tihi-Tihi,” beber Muslimin, Ketua Kelompok Nelayan Tihi – Tihi, sekaligus Ketua RT. 17 Kampung Tihi-Tihi. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img