spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dokter Spesialis Gigi Anak RSUD Bontang Jelaskan Hubungan Stunting dan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

BONTANG – Dokter spesialis Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang menjelaskan tentang hubungan antara stunting dan kesehatan gigi dan mulut pada anak.

Dokter spesialis gigi anak drg. Hena Ratnasari, Sp.KGA, menjelaskan bahwa stunting disebabkan oleh faktor multidimensi sejak dalam kandungan, dan stunting dapat terlihat saat anak berusia 2 tahun.

Ia mengatakan bahwa stunting dapat terjadi ketika praktik pengasuhan yang buruk, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, serta terbatasnya layanan kesehatan, termasuk layanan Antenatal Care (ANC), Postnatal Care, dan pembelajaran dini yang berkualitas.

Drg. Hena mengatakan bahwa stunting pada anak memiliki ciri-ciri fisik seperti pertumbuhan yang melambat sesuai dengan usia anak, pertumbuhan gigi yang tertunda, dan performa buruk dalam tes perhatian dan memori belajar.

“Gigi mulai terbentuk sejak empat bulan dalam kandungan. Status gizi ibu berpengaruh pada kesehatan anak yang lahir. Oleh karena itu, ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengonsumsi cukup suplemen fluoride dan kalsium guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan gigi anak nanti. Namun, kebutuhan akan gizi yang baik tidak berhenti saat hamil saja; ibu juga memerlukan gizi yang baik selama menyusui dan saat anak berada dalam tahap Makanan Pendamping ASI (MPASI),” jelas drg. Hena Ratnasari, Sp.KGA kepada Mediakaltim.com.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa hubungan antara stunting dan kesehatan gigi dan mulut memengaruhi kebutuhan asupan gizi pada anak. Gigi berlubang pada anak yang tidak mendapatkan perawatan dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan pada gusi. Kondisi ini akan berdampak negatif pada kemampuan anak untuk makan dengan baik dan mendapatkan asupan gizi yang cukup.

“Akibatnya, jika anak kesulitan makan karena karies gigi, asupan nutrisinya per hari tidak akan mencukupi, daya tahan tubuh melemah, dan risiko kekurangan gizi serta penyakit akan meningkat. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gizi yang tidak mencukupi dan tidak seimbang berhubungan positif dengan tingkat keparahan karies gigi atau gigi berlubang, serta cenderung memiliki jumlah karies gigi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan gizi yang cukup,” katanya.

Oleh karena itu, drg. Hena mengimbau masyarakat dan orang tua untuk mencegah stunting dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dengan rutin berkonsultasi ke dokter gigi, menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dengan membersihkan gusi secara rutin menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat pada bayi yang belum tumbuh gigi, dan memberikan sikat gigi yang mengandung fluoride pada balita yang sudah tumbuh gigi.

“Biasakan anak untuk menggosok gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Anak harus minum susu dengan gelas, bukan dot. Selain itu, lakukan pemeriksaan gigi secara teratur setiap enam bulan ke dokter gigi,” tambahnya.

Drg. Hena menambahkan bahwa stunting dan karies gigi memiliki hubungan timbal balik. Oleh karena itu, dalam pencegahannya, dia menganjurkan pemenuhan gizi yang seimbang.

“Dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut, anak dapat makan dengan baik. Demikian pula, dengan mencegah karies gigi, kita dapat mencapai pemenuhan gizi yang seimbang, terutama untuk memastikan gigi yang kuat dan fungsi saliva yang optimal,” ungkapnya. (adv/yah)

Penulis: Yahya Yabo
Editor: Agus S

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img