spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Transisi Energi, Upaya Kurangi Emisi “Jelajah Energi Kaltim” (5), Transisi Energi, Warga Desa Mulawarman Olah Kotoran Sapi Jadi Energi Biogas

KUKAR – Desa Mulawarman, yang terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang, tahu betul memanfaatkan potensi desanya. Terutama mengoptimalkan turunan dari sektor peternakan yang dimilikinya. Yakni memanfaatkan limbah berupa kotoran ternak menjadi potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa energi biogas. Di samping sebagai energi baru pengganti untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Hal ini dimulai sejak 2020 silam. Di mana biogas mulai dimanfaatkan oleh masyarakat. Berawal dari pembangunan infrastruktur pengolahan biogas yang disodorkan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Kalimantan Timur (Kaltim). Berupa pembangunan 6 unit infrastruktur pengolahan seperti bak penampungan kotoran sapi yang akan diolah, penampungan digester, dan bak pembuangannya.

Kemudian berlanjut pada tahun berikutnya pada 2021 sebanyak 14 unit infrastruktur serupa. Rupanya dianggap menjadi bantuan yang langsung dirasakan oleh 20 peternak, di desa terujung di Tenggarong Seberang ini. Setidaknya memangkas biaya kebutuhan gas untuk konsumsi rumah tangga.

“Desa kami khususnya yang menerima bantuan biogas sangat bermanfaat. Sejauh ini yang dapat baru 20 KK, termasuk pak kades sendiri,” ungkap Sekretaris Desa (Sekdes) Mulawarman, Bambang Irawan.

BACA JUGA :  Seleksi Panwaslu Kecamatan Dibuka, Target 30 Persen Keterwakilan Perempuan

Ia pun mendorong pemanfaatan biogas dapat dirasakan seluruh warga Desa Mulawarman yang kini berjumlah sekitar 750 KK. Namun dengan syarat, setidaknya tiap KK memiliki kandang beserta ternaknya sendiri.

Bahkan angin segar seperti didapat oleh Desa Mulawarman. Dimana potensi biogas ini pun menarik perhatian salah legislator. Tentu ini membuka jalan dan potensi bagi Desa Mulawarman untuk kembali mendapatkan bantuan di tahun berikutnya.

Saat ini, di Desa Mulawarman total sudah ada 300 ekor sapi ternak dan 200 ekor kambing ternak yang sudah dimanfaatkan untuk mengolah kotorannya menjadi energi biogas. Bahkan salah satu kelompok ternak yang bernama Kelompok Sido Makmur akan mendapatkan bantuan kandang serta 260 ekor kambing di 2024. Setelah menjadi salah satu kelompok tertib administrasi.

BACA JUGA :  Sambut Iduladha, Bupati Kukar Laksanakan Salat Ied di Masjid Agung Tenggarong

Terpisah, Zainal Abidin, yang merupakan peternak di Desa Mulawarman pun sudah merasakan manfaat dari pengolahan biogas. Memanfaatkan kotoran sapi yang berasal dari ternak miliknya.

Pengolahan biogas pun disebutnya terbilang mudah. Dengan memasukkan kotoran sapi bercampur air ke dalam bak penampungan berukuran sekitar 1×1 meter. Kotoran yang dimasukkan dalam bak penampungan tertutup, akan terfermentasi hingga menghasilkan biogas berupa gas metana. Gas metana inilah yang kemudian ditampung dalam bak digester, dan dialirkan ke rumah warga melalui sambungan pipa.

“Kencingnya sapi juga diusahakan masuk untuk memacu timbulnya gas ditambah cuaca panas,” ungkap Zainal.

Dengan adanya biogas yang dimanfaatkannya selama ini, tentu memangkas biaya kebutuhan rumah tangganya. Tidak lagi perlu membeli gas LPG, karena kebutuhan untuk memasak sudah dipasok menggunakan biogas.

“Ampasnya juga bisa dipakai sebagai pupuk untuk tanaman jagung,” tutup Zainal.

Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img