spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tahun Depan, Tak Ada Lagi Desa Blank Spot di Kukar

TENGGARONG – Target seluruh desa dan kelurahan di Kutai Kartanegara (Kukar) nol blank spot, bakal segera terealisasi. Setidaknya awal tahun 2023, tidak ada lagi daerah yang kesulitan atau tidak bisa mengakses jaringan seluler atau internet.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kukar, masih ada 18 desa yang masuk wilayah blank spot.

Yang menjadi kewajiban Diskominfo Kukar, adalah Desa Sallo Cella Kecamatan Muara Badak, Desa Muhuran, Desa Sebelimbingan, dan Desa Wonosari Rimba Ayu di Kecamatan Kota Bangun. Juga Desa Kupang baru Kecamatan Muara Kaman, Desa Muara Aloh dan Desa Tanjung Batuq Harapan Kecamatan Muntai, serta Desa Long lalang Kecamatan Tabang.

Sementara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yakni Desa Benua Baru Kecamatan Kota Bangun, Desa Muara Enggelam Kecamatan Muara Wis, Desa Long beleh Modang Kecamatan kembang Janggut. Desa Muara Tuboq, Desa Muara Kebaq, Desa Muara Salung, Desa Muara Tiq, Desa Muara Belinau, Desa Umaq Dian, dan Desa Umaq Tukung di Kecamatan Tabang.

BACA JUGA :  Menjamu Benua, Ritual Adat Penanda Erau Dilaksanakan

Menurut Kepala Diskominfo Kukar, Dafip Haryanto, pemerintah pusat dan Pemkab Kukar bakal berkolaborasi menuntaskan permasalahan jaringan internet di puluhan desa tersebut.

Pemkab Kukar bahkan sudah menganggarkan Rp 4,9 miliar dari APBD Kukar 2022. Uang tersebut diperuntukkan pembangunan tower repeater 4G atau penguat sinyal di 8 desa. Hingga kini, hampir semua menara telah terbangun. Namun belum diaktifkan karena menunggu selesai serentak. “Awal tahun InsyaAllah sudah nol blank spot, dengan program Kemenkominfo selesai juga,” kata Dafip Haryanto.

Dafip menyatakan, rencana mengentaskan blank spot juga sejalan dengan komitmen Diskominfo Kukar dalam mendigitalisasi pemerintah desa. Sebab, untuk menyukseskan program digitalisasi bagi penataan pemerintahan dan keuangan desa, diperlukan jaringan internet yang memadai.

“Siskudes saja tahun depan harus sudah online semua. Jadi, mau tidak mau harus disediakan internet memadai,” jelas Dafip.

“Progres saat dilakukan monitor evaluasi oleh Diskominfo Kukar, hampir semua sinyal repeater di desa sudah terbangun,” pungkasnya. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img