spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Stigma “Hotel Covid” dan Terbatasnya Anggaran Penanganan Pasien Corona

Bisnis dan kepentingan umum terkadang sulit dicarikan titik temunya. Batalnya penggunaan Hotel Grand Mutiara, sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 di Bontang, adalah salah satu contohnya.

Kota Bontang masuk dalam daftar 5 dari 10 kota/kabupaten di Kaltim, dengan jumlah pengidap Covid-19 tembus lebih dari 1.000 orang. Sampai Minggu (29/11/2020) pasien positif di Kota Taman angkanya mencapai 1.363 kasus.

Sejak Covid dinyatakan masuk ke Tanah Air pada awal Maret 2020, Bontang terus masuk zona merah penyebaran Corona, bersama Kota Samarinda yang hingga Minggu kemarin memiliki 5.778 kasus positif. Urutan kedua Balikpapan, dengan 4.443 kasus.

Dua daerah lain dengan kasus penularan Corona tertinggi di Kaltim adalah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 3.533 kasus dan Kabupaten Kutai Timur sebanyak 2.538 kasus. Dua kabupaten terakhir ini berbatasan langsung dengan Bontang.

[irp posts=”5395″ name=”Rumah Sakit Rujukan Hampir Penuh, Hotel Grand Mutiara Bakal Dijadikan RS Pasien Covid 19″]

Tingginya angka penyebaran kasus Covid-19 mengharuskan stake holder mencari solusi terbaik agar Bontang tak terus masuk 5 besar zona merah. Selain tak henti mengkampanyekan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker), penanganan terhadap mereka yang positif terpapar maupun probale tentunya harus dipikirkan pula.

Salah satunya dengan mengantisipasi terbatasnya ruang isolasi di RSUD Taman Husada, menyusul terus bertambahnya kasus Covid-19. Sekitar sebulan setelah Corona masuk Bontang atau 19 April 2020, Pemkot mulai mengoperasikan Hotel Grand Mutiara, sebagai tempat “menginap” orang tanpa gejala (OTG).

Kala itu Walikota Neni Moerniaeni mengatakan, alasan pemilihan Hotel Grand Mutiara karena hotel yang berlokasi di Jl Arif Rahman Hakim itu, letaknya lumayan jauh dari pusat kota Bontang bahkan sudah dekat perbatasan Kutai Timur.

[irp posts=”6488″ name=”Hotel GM Batal Jadi Rumah Karantina, Satgas Covid Maksimalkan Pengawasan Pasien Isolasi Mandiri di Rumah”]

Dengan jarak yang jauh tersebut, para pasien OTG akan berpikir dua kali untuk pulang ke rumah. Mereka akan lebih fokus pada penyembuhan, serta untuk sementara waktu tak melakukan kontak sosial selama masa isolasi berlangsung.

Langkah ini dinilai cukup berhasil, hingga muncul rencana menjadikan bekas hotel Oak Tree itu sebagai RS satelit khusus pasien Covid-19. Di tengah jalan, rencana tersebut mulai menemui hambatan. Utamanya, jumlah tenaga dan alat kesehatan yang dimiliki Bontang terbatas.

“Rumah sakit satelit itu harus dilengkapi peralatan medis standar, ini bukan hal mudah. Terlebih jumlah tenaga kesehatan kita juga terbatas,” kata Sekda Kota Bontang Aji Erlynawati. Iin, panggilan Aji Erlynawati membantah masalah anggaran menjadi penyebab Pemkot tak lagi menyewa Hotel Grand Mutiara.

Sebaliknya Roy, pengelola Hotel Grand Mutiara, mengatakan, permasalah tarif justru menjadi penyebab utama buntunya kesepakatan antara pihaknya dengan Pemkot Bontang. Roy mengaku memasang tarif berbeda dibanding April lalu karena pasien yang akan dirawat adalah pasien terkonfirmasi, atau positif Corona dengan gejala ringan hingga sedang.

Sikap ini berbeda dengan sebelumnya, dimana pasien yang dilayani berstatus OTG. “Ini memengaruhi bisnis jangka panjang. Stigma hotel (Corona) akan terus melekat pada setiap orang (pengunjung),” kata Roy.

Soal besaran tarif yang diminta pengelola hotel, diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bahauddin. Dikatakan, harga yang diajukan pengelolah terlalu tinggi dibanding biaya sewa sebelumnya sehingga sulit disetujui Pemkot Bontang.

“Manajemen hotel tetap mematok Rp 850 ribu untuk tiap kamar per malam,” kata Bahauddin. Angka ini naik tinggi dibanding saat disewa April lalu yang dikisaran Rp 500 ribu. Bahauddin memaklumi bila pihak manajamen menggunakan stigma dan meningkatnya biaya pembersihan sebagai alasan penolakan.

Akhirnya diputuskan terhadap pasien terkonfirmasi Corona tanpa gejala atau gejala ringan menjalani isolasi di rumah. Selain itu, menurut Iin, pihaknya telah mengaalihfungsikan Ruang Cempaka RSUD Taman Husada menjadi tempat isolasi bagi pasien saspek. (red2)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img