BONTANG – Sebagian besar dari para pedagang eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) masih merasakan sulitnya mendapatkan BBM jenis Pertalite. Sulis, salah satu pedagang BBM eceran mengatakan untuk mendapatkan Pertalite membutuhkan kurang lebih tiga hari lamanya. Sehingga dipastikan tidak bisa setiap hari menjual.
“Saya untuk mendapatkan Pertalite ini tidak bisa langsung, harus menunggu sampai 2-3 harian baru dapat. Apalagi harga eceran Pertalite dan Pertamax sangat berbeda,” ucapnya saat diwawancarai, Selasa (19/12/2023).
Mengenai hal itu, Sulis mengeluhkan adanya waktu beberapa hari untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite tersebut. Sehingga tidak bisa berjualan setiap harinya.
“Pastinya untuk harga Pertalite dan Pertamax sangat berbeda, masih mahalan Pertamax. Saya juga jualan Pertamax kalau memang Pertalite benar-benar lagi kosong. Dari pada tidak ada pemasukan sama sekali,” bebernya.
Hingga saat ini, antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Bontang juga masih mengular. Salah satunya di SPBU kilo 6. Padahal dari pihak Pertamina mengklaim bahwa stok untuk daerah Bontang masih aman.
Farida Ariyani, Kepala Bidang Usaha mengatakan bahwa untuk stok di setiap SPBU di Kota Bontang masih terpantau sangat aman, di mana bisa dikatakan bahwa sehari selaku menyediakan stok mulai dari 16-24 ton untuk jenis BBM Pertalite dan Peramax.
“Kalau dibilang ada kelangkaan jelas itu tidak benar, karena kami katakan bahwa untuk stok di setiap SPBU sangat aman. Tidak ada kelangkaan sampai saat ini, apalagi di Bontang termasuk banyak SPBU,” jelasnya.
Farida juga menambahkan, tidak mengetahui jika masih ada sebagian masyarakat Kota Bontang yang mengeluhkan lantaran sulitnya mendapatkan BBM jenis Pertalite, karena dirinya menganggap pertalite di SPBU dengan stok yang bisa dibilang sangat cukup.
“Kalau pun masih ada sebagian warga yang kesulitan mendapatkan Pertalite, ini saya kurang tahu juga kenapa bisa. Karena yang saya tahu, stok di SPBU ini sangat aman, intinya tidak ada kelangkaan sama sekali,” tutupnya.
Penulis: Dwi S
Editor: Nicha R
