SAMARINDA – Wabah Covid-19 sungguh tak dapat dianggap remeh. Satu per satu kasus berujung kematian. Tak pandang status golongan. Bahkan seorang kepala daerah. Bupati Berau Muharram mengembuskan napas terakhir setelah hampir dua pekan terkonfirmasi positif virus corona.
Bupati Muharram mengumumkan terkonfirmasi positif Covid-19 pada 9 September 2020. Setelah mengikuti tes kesehatan di Balikpapan. Saat itu ia merasa kondisinya relatif aman. Namun mengalami gejala flu dan sakit kepala yang mengganggu. Ia dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Balikpapan atau RSPB, keesokannya.
Dua hari kemudian, Muharram kembali membuat video berisi update mengenai kondisi kesehatannya. Ia mengaku sudah mulai membaik. Lebih nyaman dan lebih fit. Namun sejak itu, tak lagi terdengar kabarnya.
Hingga pada Selasa, 22 September 2020, kabar duka tentang kepergian Muharram muncul di berbagai platform. Wakil Bupati Berau Agus Tantomo membenarkan koleganya itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 16.45 Wita. “Kami berkoordinasi dengan pihak Pemkot Balikpapan agar beliau dikebumikan di Berau,” ungkapnya
Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, menambahkan jika sejak dinyatakan positif Covid-19, Bupati Muharram tiga hari kemudian dirawat di ruang ICU. Dan kondisinya terpantau lebih baik oleh tim medis. “Mulai tadi pagi saturasinya turun sekitar 80 persen dan pukul 14.00 Wita tadi menurun lagi jadi 30 persen. Pihak rumah sakit sudah berusaha namun Allah berkehendak lain,” terangnya.
Covid-19 memang memberi efek besar terhadap kasus dengan riwayat penyakit pemberat atau komorbid. Bupati Berau diketahui memiliki riwayat diabetes mellitus. Juga pernah melakukan pasang ring jantung.
Setelah 12 hari perawatan, nyawanya tak tertolong. Mengembuskan napas terakhir pada usia 52 tahun. Menutup hayat jelang mengakhiri masa pengabdiannya sebagai Bupati Berau.
Meski ada permintaan Muharram dimakamkan di Bumi Batiwakkal, menurut kabar, mendiang tetap dimakamkan di pemakaman khusus Covid-19 di Balikpapan. “Menurut Protokol kesehatan, bahwa 4 jam setelah meninggal harus sudah dilakukan protokol penanganan jenazah,” imbuhnya.
Dalam video pengumuman positif Covid-19 pada 9 September 2020, Bupati Berau Muharram tak menjelaskan persis di mana atau dengan kasus positif mana ia berinteraksi, hingga terinfeksi virus corona. Namun demikian, diketahui jika Muharram termasuk pejabat yang mengikuti kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Maratua, Berau, pada 2 September 2020. Beberapa hari kemudian, Edhy terkonfirmasi positif virus corona.
Di video itu, Muharram turut menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Terinfeksi virus corona bisa jadi dampak kelalaiannya. Lantaran beberapa waktu sebelumnya berinteraksi dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. (red2)