spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Selama 2023, RSUD HIS Catat Pasien DBD Mencapai 486 Orang

KUTAI BARAT – Setahun  terakhir ini terjadi lonjakan jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)  atau Dengue Haemoragic Fever (DHF) di Rumah Sakit Umum Daerah  (RSUD) Harapan Inshan Sendawar.

Direktur RSUD HIS, dr. I Nyoman Sumahardika mengatakan, berdasarkan laporan yang ada tercatat jumlah pasien DBD periode Januari – Desember 2023 sebanyak 486 pasien. Rinciannya, Januari 63 pasien, Februaru 36 pasien, Maret 52 pasien, April 38 pasien, Mei 31 pasien, Juni 14 pasien, Juli 25 pasien. Kemudian, Agustus 26 pasien, September 18 pasien, Oktober 54 pasien, November 115 pasien dan per 7 Desember 2023 sebanyak 14 pasien.

“Pada bulan Desember ini saja sudah ada 1  pasien anak – anak warga dari Kampung  Ngeyan yang  telah meninggal  dunia karena DBD,” beber dr.I Nyoman kepada Media Kaltim, Kamis (14/12/2023).

dr.I Nyoman menyebutkan, penanganan pihak RSUD HIS terhadap pasien DBD sudah dilakukan secara  maksimal.

Infeksi virus ini, kata dia, bisa sangat membahayakan apabila tidak segera dilakukan pengobatan. Sayangnya, tak sedikit  orang atau masyarakat yang masih mengabaikan DBD karena gejalanya yang bisa dikatakan mirip dengan masalah kesehatan lain yang ringan, misalnya flu biasa.

“Pada DHF umumnya dijumpai trombositopenia 100.000/UL atau kurang  dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematocrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa konvalensi,” jelas dr. I Nyoman

Dampaknya, banyak sekali kasus DBD yang berujung fatal karena terlambatnya pengobatan. Inilah mengapa sangat penting mengetahui gejala DBD secara umum, masalah kesehatan ini akan menimbulkan gejala antara 4-10 hari setelah tubuh digigit nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

BACA JUGA :  KPU Kutai Barat Lantik 76 Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan

“Apabila ini terjadi pada anak pertama kali, gejalanya bisa lebih parah dibandingkan dengan orang dewasa. Gejala DBD fase awal yang perlu diwaspadai,” katanya.

Sebenarnya, meski tampak mirip, gejala DBD dan penyakit lainnya masih bisa dilihat perbedaannya dan ada  beberapa gejala umum dari DBD yang perlu diketahui di antaranya demam tinggi yang terjadi secara mendadak misalnya.

Demam memang menjadi gejala pada hampir semua masalah kesehatan. Namun, pada DBD, demam akan terjadi secara tiba-tiba. Perbedaan lainnya adalah demam pada DBD bisa mencapai 40 derajat celsius, dan tidak diikuti dengan gejala lainnya, seperti pilek, hidung tersumbat, atau batuk biasanya, demam akan terjadi antara dua hingga tujuh hari.

OTOT TERASA NYERI

Tak hanya demam, pengidap DBD juga cenderung akan merasakan nyeri pada beberapa bagian tubuh, misalnya otot, tulang, sendi, dan belakang mata. Biasanya, gejala ini akan diikuti dengan tubuh yang berkeringat dan menggigil. Durasi terjadinya gejala tersebut antara 4 – 10 hari ketika virus memasuki tubuh. Nyeri otot juga terjadi bersama dengan sakit kepala dan demam tinggi.

SAKIT KEPALA

Beberapa jam setelah mengalami demam, gejala berikutnya yang muncul adalah sakit kepala parah yang terjadi di sekitar dahi. Sakit kepala parah juga disertai dengan rasa nyeri pada bagian belakang mata. Kondisi ini merupakan gejala umum yang sering terjadi. Mungkin dengan mengonsumsi beberapa obat sakit kepala dapat membantu meredakannya.

BACA JUGA :  Kajari Beri Pemahaman Cerdas Bermedsos kepada Masyarakat Kubar

MUAL DAN MUNTAH

Gejala DBD lainnya yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa adalah mual dan muntah. Gangguan ini juga termasuk dalam masalah pencernaan yang turut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut atau punggung. Masalah ini dapat terjadi selama dua hingga empat hari setelah paparan virus masuk dan menyerang di tubuh.

TUBUH MENGALAMI KELELAHAN

Demam disertai nyeri otot dan masalah pencernaan yang terjadi pada pengidap DBD dapat membuat nafsu makan menurun. Akibatnya, tubuh menjadi kelelahan karena kurangnya asupan makanan dan sistem imun tubuh yang melemah.

RUAM MERAH

Ruam merah merupakan gejala DBD yang paling khas. Ruam pada DBD biasanya berwarna kemerahan atau merah muda pucat yang muncul di wajah, dada, tangan dan kaki. Gejala DBD ini biasanya dimulai pada hari ketiga dan berlangsung selama 2–3 hari.

Bila ada keluarga  mengalami gejala DBD seperti di atas, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan membantu untuk  mendapatkan diagnosis dan penanganan terbaik. Hal ini mampu untuk menghindari segala komplikasi berbahaya yang dapat disebabkan oleh virus dengue akibat gigitan nyamuk ini.

Cara Penanganan DBD pada Anak dan Orang Dewasa.Faktanya, tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Bila gejalanya ringan, DBD bisa diatasi sendiri dengan perawatan rumahan. Kamu bisa mengonsumsi obat yang sesuai resep dokter untuk meredakan gejala demam dan nyeri yang muncul. Pastikan juga untuk  menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan memperbanyak minum air putih.

BACA JUGA :  DPC dan DPD 7 Parpol Bentuk Struktur TKD Prabowo – Gibran

Sedangkan untuk demam berdarah yang parah, perawatan medis oleh ahli medis berpengalaman dapat membuat gangguan yang terjadi menjadi lebih baik dan mencegah komplikasi berbahaya. Hal ini sudah terbukti menurunkan angka kematian lebih dari 20 persen menjadi kurang dari 1 persen.

“Gejalanya yang mirip dengan flu biasa membuat demam berdarah sering dianggap sepele dan tidak segera ditangani. Padahal, dampak yang bisa ditimbulkan tanpa adanya penanganan sangat berbahaya. Oleh karena itu, gejala DBD sangat penting untuk diketahui sehingga pengobatan bisa segera dilakukan,” terang dr. I Nyoman.

Pasien harus segera ke dokter begitu merasakan gejala-gejala siklus awal DBD, agar dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat.  Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih terus dikembangkan, cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus di lingkungan kita.

3M Plus, yaitu:

Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan.

“Mari bersama kita lakukan langkah-langkah pencegahan tersebut untuk mencegah penularan DBD di sekitar kita.  Ingat, kita semua  harus selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungan,” tutupnya.

Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img