spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Polres Paser Simulasikan Pengamanan Pemilu 2024

PASER – Menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang di Kabupaten Paser. Kepolisian Resort (Polres) Paser menggelar Simulasi Pengamanan Kota di Kecamatan Tanah Grogot, tepatnya Gentung Temiang, Desa Tepian Batang, Selasa (19/9/2023).

Kegiatan ini dilaksanakan, sebagai wujud kesiapan Polres Paser dan unsur lainnya dalam pengamanan Pemilu 2024. Simulasi ini menggambarkan proses pengamanan mulai tahapan awal kampanye hingga akhir perhitungan surat suara.

“Simulasi ini merupakan contoh tindakan Polres Paser jika terjadi gangguan keamanan, terutama pada pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang,” kata Kapolres Paser, AKBP Kade Budiarta.

Dalam pelaksanaan simulasi, Polres Paser turut melibatkan Komando Distrik Militer (Kodim) 0904/PSR, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Paser, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Paser.

Kade Budiarta mengatakan, dari pelaksanaan ini masih terdapat berbagai evaluasi yang perlu dibenahi. Untuk itu pihaknya akan terus berupaya melakukan tindakan pencegahan dini hingga penindakan saat adanya gangguan yang timbul selama berlangsungnya Pemilu 2024.

“Evaluasi pasti ada, makanya kami tetap berupaya untuk melakukan upaya pencegahan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Realisasi Pajak Kendaraan di Paser Masih 65 Persen

Saat proses simulasi, Polres Paser melibatkan 406 personel gabungan dengan menggambarkan adanya massa yang beringas melempari aparat dan dan membakar ban. Aksi ini turut menerjunkan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki.

Adapun tujuan dari kegiatan ini, juga sebagai upaya Polres Paser mengukur kesiapan personel serta sarana dalam pelaksanaan pengamanan Pemilu 2024. Pihaknya berharap, agar jika terjadi hal serupa yang disimulasikan terjadi, personel dipastikan siap menghadapinya.

“Dalam pelaksanaan pengamanan nanti, kami juga akan mendapat dukungan personel dari Polda Kaltim, ini menjadi dukungan kekuatan personel kami,” pungkasnya.

Untuk diketahui, ada beberapa indikator dalam menggambarkan situasi masyarakat dalam penyampaian pendapat yang berpotensi menerjunkan personel. Di antaranya, hijau, kuning dan merah.

Adapun indikator hijau dapat diartikan sebagai situasi ketika masyarakat menyampaikan pendapat secara datar dalam melaksanakan aksi unjuk rasa. Kemudian, jika aksi unjuk rasa diwarnai dengan teriakan dan pelemparan, maka situasinya masuk ke indikator kuning.

Sementara indikator merah, jika aksi unjuk rasa berdanpak pada chaos di masyarakat. Dari ketiga indikator itu, potensi yang paling mungkin terjadi di Kabupaten Paser, yakni indikator kuning.

BACA JUGA :  Warisan Budaya Tak Benda Asal Paser Kembali Diusulkan

Pewarta : Bhakti Sihombing
Editor : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img