spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pihak Kepolisian Tepis Dugaan Rekayasa CCTV Kasus Penemuan Mayat di Gudang Kimia Farma

SAMARINDA– Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung E Jl Teuku Umar, pada Kamis (28/3/2024).

Pada RDP tersebut, membahas terkait kasus penemuan mayat di gudang Apotek Kimia Farma, Jalan Pangeran Hidayatullah. Yang mana telah ditemukan jasad dengan identitas Bertha Mini Jama berjenis kelamin perempuan pada 18 Februari 2024 lalu.

Turut hadir pada rapat tersebut, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli, Kapolsek Kota Samarinda Kompol Tri Satria Firdaus, Anggota Komisi I, serta keluarga dari Bertha.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli mengatakan, untuk kamera CCTV telah diamankan, dan telah diperiksa langsung oleh forensik.

“Rekaman CCTV sudah diamankan semua, dan dibawa ke laboratorium forensik. Ini berguna untuk menepis dugaan mungkin yang mengatakan CCTV itu rusak,” ungkap Kombes Pol Ary Fadli, usai mengikuti RDP.

Lebih lanjut, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium forensik telah membuahkan hasil, namun belum bisa dibeberkan saat ini.

“Hasilnya sudah ada, nanti kita sampaikan pada saat gelar di Polda Kaltim. Untuk waktunya kapan, nanti kita sampaikan kembali,” ujarnya.

Ary Fadli juga menegaskan, bahwa pihak kepolisian tidak ada berusaha menutupi kasus yang ada saat ini, atau merekayasa CCTV.

“Untuk CCTV itu tidak sama sekali sengaja untuk dihapus, tetapi secara otomatis terhapus dengan kurun waktu 12 hari,” pungkasnya.

Sementara kuasa hukum dari keluarga korban, Tino Heidel Ampulembang membeberkan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini, karena telah menyangkut nyawa manusia. Justifikasi selama ini yang mengatakan korban (Bertha) mengalami gangguan kejiwaan, bahwa itu sangat ditepis oleh pihak keluarga dan kuasa hukum, karena Bertha dalam kondisi baik dan pulih.

“Kan banyak yang mengatakan bahwa Bertha ini mengalami gangguan kejiwaan, sedangkan pada saat kejadian tersebut dirinya sudah pulih, dan siap melanjutkan aktivitasnya,” ucap Tino Heidel Ampulembang.

Dikatakan Tino, korban datang ke Rumah Sakit Atma Husada memang untuk melakukan kontrol rutin, karena korban pernah mengidap gangguan kejiwaan.

“Setiap bulan korban rutin kontrol ke RS Atma Husada. Memang penyakitnya kerap kambuh, tapi pada saat kejadian dia menghilang itu sudah sembuh. Korban juga sering berjalan kaki ke mana-mana, tetapi Ia ingat untuk jalan pulang ke rumahnya,” katanya.

Keadaan yang dianggap sudah pulih tersebut, diungkapkan langsung oleh spesialis kejiwaan yang menangani korban.

“Tidak ada hubungannya kalau korban ini ke Kimia Farma, baik itu mengambil resep obat ataupun berkonsultasi dokter, sangat janggal. Kenapa juga pada saat korban masuk ke Kimia Farma tidak ditegur atau dicari oleh pihak Kimia Farma. Tidak beres,” tandas Tino.

Penulis : Ernita
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img