TENGGARONG – Menggaungkan tagline Kukar Idaman, tidak membuat bupati Kukar hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik saja. Namun tidak meninggalkan perhatiannya pada kebutuhan kesehatan masyarakatnya. Memastikan pembangunan infrastruktur yang dibangunnya, dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Generasi tanpa stunting.
Meski diketahui tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Target Zero Stunting di 2025 tetap ia pegang. Meski sejumlah kendala dihadapi, mulai dari budaya kerja yang sudah terlanjur mapan dan tantangan geografis yang tidak bisa dianggap sepele.
Namun, bagi Edi, tantangan ini bukan alasan untuk menyerah. Ia percaya bahwa dengan komunikasi yang baik dan komitmen yang kokoh dari semua pihak, kedua hambatan tersebut bisa diatasi.
“Kalau kita semua komitmen dan konsisten, saya yakin target ini bisa tercapai,” ungkap Edi.
Bahkan sejumlah titik pun sudah didatanginya, menunjukkan progres yang luar biasa. Dengan penguatan peran kepala desa (kades) dan kelompok PKK tingkat desa. Karena memang mereka yang langsung bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena menjadi ujung tombak yang harus maksimal dalam memberikan tambahan gizi kepada anak-anak di wilayah mereka.
Program Keluarga Peduli Kesehatan, yang menjadi salah satu dari 23 Program Kukar Idaman, merupakan wujud nyata dari komitmen Edi untuk mengatasi stunting. Stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi sebuah ancaman yang bisa mempengaruhi masa depan anak-anak dalam jangka panjang.
Anak-anak yang mengalami stunting, dengan tinggi dan berat badan yang tidak sesuai dengan usianya, berisiko menghadapi masalah tumbuh kembang yang bisa mempengaruhi kemampuan kognitif dan produktivitas mereka di masa depan.
Menyadari besarnya dampak stunting, Pemkab Kukar telah meluncurkan serangkaian program intervensi yang tidak hanya melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar saja. Tetapi juga lintas organisasi perangkat daerah lainnya. Dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Berisi Dinkes Kukar, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kukar, serta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kukar. Tim ini menjadi benteng pertahanan pertama dalam perang melawan stunting di Kukar.
Bupati Edi Damansyah menegaskan bahwa stunting adalah masalah serius yang harus ditangani dengan pendekatan yang holistik. Sehingga bukan hanya tugas Dinkes Kukar saja. Tetapi sejumlah OPD dengan menerapkan sejumlah intervensi sensitif dan spesifik.
Intervensi sensitif mencakup berbagai aspek kehidupan seperti penyediaan jaminan kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, rumah layak huni, lingkungan bebas rokok, dan ketersediaan air bersih. Sementara itu, intervensi spesifik berfokus pada pemantauan gizi dan kesehatan balita, yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kukar.
“Dinas Kesehatan Kukar bertugas melakukan intervensi spesifik dengan menyediakan dokter spesialis anak, ahli gizi, dan makanan pendamping untuk balita di daerah,” ungkap Leni Astuti, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kukar.
Pendekatan ini pun terbukti efektif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kukar, pada 2022, 27,1 persen balita di Kukar mengalami stunting. Namun, berkat kerja keras dan upaya kolaboratif dari seluruh pihak, angka ini berhasil ditekan menjadi 17,6 persen pada tahun 2023. Pada survei kesehatan terbaru yang dilakukan pada Juni 2024, angka stunting di Kukar menurun drastis menjadi 14 persen.
Capaian ini tidak hanya menjadi bukti keseriusan Pemkab Kukar dalam menangani stunting, tetapi juga mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim). Kukar menerima penghargaan atas keberhasilannya dalam percepatan penurunan stunting, menjadi kabupaten dengan catatan terbaik dalam upaya tersebut di seluruh Kaltim.
Penghargaan ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari komitmen yang lebih besar. TPPS Kukar, dengan pengawasan ketat dan koordinasi yang solid, memastikan bahwa setiap rencana yang telah disusun dapat berjalan dengan baik. Di balik keberhasilan ini, ada semangat dan dedikasi yang tak kenal lelah dari setiap anggota tim, serta dukungan penuh dari Bupati Edi Damansyah yang terus mendorong tercapainya target zero stunting.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil dan sinergi yang kuat di semua lini, Bupati Edi Damansyah optimis bahwa Kukar akan mampu mengatasi tantangan besar ini. Masa depan anak-anak di Kukar sangat bergantung pada komitmen besar yang diusung.
“Bupati Kukar sangat peduli terhadap penanganan stunting di Kukar. Dengan kinerja seluruh pihak saat ini, kami yakin penanganan stunting di daerah akan berjalan maksimal,” pungkas Leni Astuti. (Adv)