spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pengaruh Era New Normal Pada Gaya Komunikasi di Bidang Pendidikan

Dimasa sekarang rakyat Indonesia bahkan dunia sedang dihadapkan dengan era baru atau yang biasa kita kenal sebagai era new normal. Dalam era ini, hampir seluruh aktivitas dapat dilakukan secara digital atau virtual melalui perangkat komunikasi seperti smartphone.

Bahkan saat ini mahasiswa dan anak sekolah lain nya bisa menerima pembelajaran dari rumah dan tidak perlu datang ke sekolah ataupun kampus untuk melakukan sesi pembelajaran, hanya dengan alat komunikasi berupa laptop, komputer maupun smartphone yang didukung dengan koneksi internet dari rumah, mereka bisa mengerjakan semua tugas dan mengikuti seluruh sesi pembelajaran yang ada.

Jika berbicara tentang era new normal dapat kita lihat bahwa telah terjadi pro dan kontra di masyarakat terkait pembelajaran yang dilaksanakan secara daring ini. Sebagian masyarakat mengeluh akan sulitnya menerima proses pembelajaran jarak jauh ini dan menyarankan untuk secepatnya dibuka instansi-instansi pendidikan agar murid-murid dan mahasiswa bisa bersekolah dengan tatap muka seperti dahulu.

Namun, sebagian lagi merasa proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan merasa aman karena tidak perlu interaksi dan kontak fisik dengan banyak orang.

Dari permasalahan ini akhirnya sejak pertengahan tahun 2021 pemerintah Indonesia mulai merancang dan menerapkan hybrid learning di beberapa sekolah dan universitas, di mana proses belajar dilaksanakan secara luring dan daring bersamaan.

Salah satunya ialah Universitas Mulawarman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik yang mulai menerapkan hybrid learning pada bulan oktober lalu dengan jumlah kuota peserta perkuliahan secara luring 25% dan sisanya mengikuti secara online.

Perkuliahan yang dilaksanakan secara hybrid ini tentu tidak mudah dilakukan karena fokus pengajar yang terbagi antara peserta luring dan daring sehingga mempengaruhi gaya dan efektifitas komunikasi. Terlebih lagi adanya hambatan-hambatan seperti jaringan dan alat komunikasi yang kurang memadai.

Beberapa pengajar yang tidak siap akan digitalisasi juga sangat berdampak bagi kualitas pembelajaran karena dituntut untuk paham teknologi secara cepat. Jika dulu pengajar bisa dengan mudah menyampaikan materi dengan komunikasi secara langsung, sekarang berubah karena sistem pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh melalui teknologi komunikasi  seperti smarthphone dan laptop.

Perubahan gaya komunikasi selama proses pembelajarn secara spesifik dirasakan para pengajar maupun peserta didik. Siap atau tidak di era new normal ini kita harus bisa menerima kenyataan bahwa gaya berkomunikasi generasi milenial sudah berubah terutama di bidang pendidikan, budaya komunikasi secara tatap muka sudah berubah menjadi budaya komunikasi baru yang didominasi dengan menggunakan teknologi komunikasi dan berbagai aplikasi penunjangnya. (**)

Penulis: Hesty Handayani, Fatimah Nur Alya Mahruf, Ellysa Fitri; Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img