spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Komunikasi Multikultural, Pertumbuhan Karakter Milenial Menjadi Seorang “Enterpreneur”

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

Adapun, COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

Indonesia mencatat sebanyak 255 kasus baru COVID-19, Sabtu (25/12/2021). Total kasus aktif kini sebanyak 4.713. DKI Jakarta menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 80. Disusul oleh Kepulauan Riau dengan total 65 kasus dan Jawa Barat dengan total 18 kasus.

Pada masa pandemi ini, tampaknya banyak sekali anak muda yang memiliki ide-ide cemerlang untuk berbisnis di sosial media dan akhirnya berbisnis dari rumah. Namun, ternyata masih banyak dari kita yang tidak mempertimbangkan nilai daya saing saat melakukan transformasi digital.

Akibatnya, transformasi digital yang seharusnya bisa menambah nilai daya saing bisnis justru menjadi beban anggaran bagi para young entrepreneur ini. Dalam menyikapi kondisi tersebut, Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia pada tanggal 15 Juli 2020 mengadakan webinar bertajuk “Digital Business Transformation for Young Entrepreneur”.

Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan zoom meeting dengan Asep Bagja Priandana sebagai pembicara yang merupakan Alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia Jurusan Akuntansi tahun 2005.

Beliau merupakan Founder dan Ceo di Tanibox, Co-founder dan Dirut PT Kutiva Agro Sejahtera, Co-founder dan Tech Directing di Cloe & Matt Business Development Studio, Eks Co-founder dan Eks CTO (Chief Technology Officer) di Froyo Story Digital Agency.

Banyak yang tidak menyangka bahwa pebisnis muda yang meranah pada bidang digital ini karena latar belakang pendidikan yang beliau tempuh adalah akuntansi dan Asep Bagja Priandana memulai karir dalam digital dengan selalu mencoba secara autodidak.

Sekarang, Era Digital sangat berkembang baik dari segi apapun dan generasi milenial adalah saksi dari perubahan dari zaman analog ke zaman digital. Di setiap perbedaan generasi pasti mempunyai perbedaan yang sangat berbeda antara generasi milenial dengan generasi X inilah yang membedakan cara melihat teknologi, mengapa harus berbisnis digital di tahun 2020 sangat diuji karena adanya covid-19 yang membuat semua orang dituntut untuk menggunakan teknologi digital, serta strategi bisnis yang berubah. Namun, dari berbagai bidang yang sangat berdampak jatuh karena adanya covid-19, ada beberapa bidang yang terus tetap berkembang seperti ICT, dll.

Peluang bisnis digital di Indonesia akan sangat pesat. Hal tersebut diketahui dari data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), yang mana pengguna internet dari tahun 1998 sampai tahun 2017 menunjukan angka yang semakin tinggi, dalam persentase kepemilikan perangkat tersebut banyak yang sudah menggunakan smartphone dan potensi yang sangat besar untuk berbisnis.

Dalam membuka sebuah bisnis yang berbasis digital, kita juga harus jeli membaca pasar bahwa penggunaan internet tidak hanya pada masyarakat kelas atas namun juga  masyarakat kelas bawah, sehingga disini kita harus pintar dalam membuat ide dan konsep sebuah konten agar mudah dipahami oleh kelas mana saja.

Namun, dibalik itu semua, memulai sebuah bisnis bukanlah perkara yang mudah. Mulai dari menentukan jenis bisnis apa yang ingin digeluti, seperti apa model bisnisnya, hingga strategi pemasaran, semuanya merupakan keputusan yang harus dipertimbangkan oleh para entrepreneur.

Mengutip keterangan tertulis, Sabtu, 25 Desember 2021, tak jarang, muncul pula pertanyaan apakah harus berbisnis sesuai passion atau cepat meraih kesempatan dengan bisnis yang sedang tren saja agar bisa untung secara instan.

Contoh kedua selain bisnis digital, bisnis pastry seperti croffle atau dessert box yang saat ini sedang digandrungi, atau bisnis alat dan suplemen kesehatan yang menjamur sejak munculnya pandemi Covid-19. Namun di sisi lain, menjalani passion juga tidak kalah pentingnya untuk memulai bisnis.

Justru dengan memiliki passion, seorang entrepreneur dapat mengembangkan bisnis yang otentik serta memiliki identitas brand-nya sendiri. Dengan adanya passion, lazimnya bisnis pun dapat konsisten, berkelanjutan, serta akan selalu muncul motivasi untuk terus menciptakan inovasi baru.

Berikut tips bisnis memilih bisnis sesuai tren atau passion :

  1. Menciptakan Keotentikan Identitas Brand Berlandaskan Passion

Passion atau minat adalah kecintaan kita untuk melakukan hal tertentu. Seringkali kita menemui bisnis atau brand yang berdiri dan eksis karena kecintaan pendirinya terhadap suatu hal, lantas berinovasi dan terus berkembang sehingga bisa meraih kesuksesan.

Passion seringkali pula menjadi penentu dari DNA sebuah brand. DNA ini kemudian menjadi keontetikan dan menjadi kunci yang penting sebelum pebisnis melangkah ke fase berikutnya. Jika brand DNA belum kuat, akan sama halnya dengan anak yang belum kuat pijakan kakinya dan rentan terjatuh.

Namun, apakah passion yang kita miliki benar-benar cukup untuk membangun kesuksesan dalam berbisnis? Jawabannya tidak cukup. Setelah memiliki passion, bisnis tetap harus dibangun dengan tujuan yang jelas, memiliki business plan serta business model yang solid.

“Passion adalah core business yang bisa menjadi langkah awal untuk menentukan tujuan bisnis. Memiliki tujuan bisnis yang jelas, mengeksekusi rencana bisnis dengan benar, serta menjalaninya dengan spirit dan semangat yang menggelora.

Tiga hal Ini dapat menjadi awal bagi entrepreneur untuk dapat mengeksplorasi dan terus belajar menggali tujuan. Tidak melulu sekadar hasil, tapi juga dilihat bagaimana caranya menumbuhkan semangat menjadi sebuah tujuan yang bisa berkembang panjang,” ujar Co-founder MBloc Space Filosofi Kopi, Handoko Hendroyono.

  1. Bisnis di Balik Tren: Sukses Instan atau Sukses Semu?

Passion dan tren sebenarnya bisa berjalan beriringan. Bagi entrepreneur, pastikan tren di sini bukan hanya sekadar ikut-ikutan atau mencari jalan pintas untuk sukses, namun lebih kepada meraih peluang dengan menghadirkan inovasi dan ide kreatif pada produk atau layanan yang ditawarkan.

Mengikuti tren yang sesuai dengan DNA dan nilai bisnis dapat menjadi daya tarik tersendiri, karena konsumen akan melihat bahwa brand semakin berkembang dan tidak monoton. Selain itu, mengikuti tren juga bisa membantu entrepreneur untuk mempertahankan bisnis di tengah persaingan yang ketat.

Tidak jarang saat entrepreneur memulai bisnis dengan passion justru merekalah yang dapat menciptakan tren baru di industrinya. Merekalah nantinya yang dapat unggul bersaing, bahkan menjadi top of mind di tengah masyarakat.

“Produknya sudah ada, sudah memiliki pabrikan yang feasible, lantas langkah selanjutnya adalah bagaimana mengakselerasi brand positioning, brand identity hingga marketing strategy-nya. Dalam persaingan saat ini, entrepreneur dituntut pula untuk bisa berpikir secara teknis.

Bahwa memiliki ide, memiliki mimpi, memiliki produk itu baik, namun kita harus terus menggali apa lagi yang bisa diolah dari produk yang kita miliki. Dan bahkan bukan hanya produk, talenta atau pemilik bisnis ini pun diharapkan tidak hanya menjadi maker, namun bisa menjadi creator,” salah satu Mentor Nasional DSC12 yang juga merupakan CEO NIION dan Business Strategist Kick Avenue, M. Jupaka. (**)

Penulis: Alda Ramadhani, Qorri Aini Rindra, Muhammad Ramadhani Julistia; Prodi Ilmu komunikasi, Universitas Mulawarman

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img