spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kadir Tappa: Membangun Jembatan Menuju Kebangsaan yang Tangguh

BONTANG – Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Abdul Kadir Tappa menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan, Kamis (4/4/2024) di Hotel Andika Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Berbas Tengah, Kota Bontang.

Ia mengatakan, bahwa nasionalis dalam diri harus dirawat, karena sudah menjadi tanggung jawabnya untuk merawat wawasan tersebut tiap bulannya, dengan memberikan masukan berupa wawasan kebangsaan tersebut.

“Dengan merawat politik dan diperbaiki, masyarakat tidak perlu menerima hal yang tidak baik dari para pelaku politik, jadi kita harus berwawasan juga terkait itu, ” jelasnya.

Ia ingin di zaman yang makin canggih, dimana seluruh budaya di dunia dapat masuk ke Indonesia, tapi kita tetap menjunjung tinggi nasionalisme, dengan merawat kebangsaan.

Adapun narasumber pertama, yakni Gopi Susanto, Analis Ketahanan Ekonomi, Kesbangpol Bontang menjelaskan, dalam bernegara harus ada toleransi, yakni sifat atau sikap menenggang, menghargai, membiarkan, memperbolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya yang bertentangan dengan pendirian sendiri.

Selain itu, terdapat hal-hal yang harus dihindari yakni seperti radikalisme yang merupakan paham atau aliran yang radikal dalam politik, atau paham dan aliran yang menginginkan pembaruan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

Terakhir, masyarakat harus menghindari ancaman terorisme yang merupakan perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal.

“Oleh karena itu negara kita harus kuat, agar menangkis ancaman yang ada,” jelasnya.

Kemudian, narasumber kedua, pendekatan dengan agamis oleh Misransyah, Pembina Pondok Pesantren Tahfiz Qur’an Taman Firdaus mengatakan, bahwa Allah menciptakan manusia berbeda-beda untuk saling menghargai.

“Kita ini seperti gigi yang berjejer, semuanya sama, satu kesatuan di dalam mulut,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan, bahwa kita tidak bisa menjaga ketikan atau mulut orang lain, tapi kita punya kewajiban untuk menasehati. Sama halnya dengan toleransi yang juga harus dibangun, oleh sebab itu miniatur negara adalah keluarga, semua dimulai dari sana.

“Dalam keluarga saja kita harus saling memahami karena semuanya pasti juga beda-beda,” tambahnya.

Keutuhan bangsa juga dapat dilakukan dengan menjaga silaturahmi, karena kita menjaga komunikasi kita satu sama lain. (adv)

Penulis: Darman
Editor: Yusva Alam

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img