spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jembatan Sambaliung Akan Ditutup, Dikhawatirkan Ganggu Distribusi BBM Nelayan

TANJUNG REDEB- Rencana penutupan Jembatan Sambaliung dikhawatirkan berdampak pada arus distribusi logistik kebutuhan masyarakat pesisir selatan.

Salah seorang nelayan asal Talisayan, Junaidi mengatakan, pihaknya khawatir distribusi BBM terhambat karena adanya perbaikan jembatan. Apalagi, kebutuhan BBM subsidi sangat riskan bagi nelayan.

“Bukan hanya wilayah Talisayan, tapi hingga nelayan di Bidukbiduk. Kalau BBM tidak ada, kami tidak bisa melaut. Itu yang kami khawatirkan,” ungkapnya, Sabtu (1/10/2022).

Dia menuturkan, penyaluran BBM dari Jobber di Kampung Samburakat harus melintasi Jembatan Sambaliung. Namun saat harus ikut mengantre untuk menyeberang menggunakan LCT, ditakutkan distribusi BBM ke wilayah pesisir terlambat.

“Itu dapat membuat BBM jadi langka. Jangan sampai dimanfaatkan oleh oknum untuk dijual secara eceran dengan harga yang lebih mahal. Kami ini, masyarakat kecil yang akan jadi korban,” bebernya.

Selain persoalan distribusi BBM, kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah di wilayah pesisir juga dikhawatirkan ikut ikut memunculkan dampak. Karena material pembangunan rata-rata didatangkan dari Tanjung Redeb.

“Saat ini banyak sekali pembangunan yang dilakukan pemerintah. Terutama pembangunan jalan yang memang sudah lama diimpikan masyarakat. Termasuk yang dilakukan kampung menggunakan ADK (Alokasi Dana Kampung),” tuturnya.

Junaidi mengharapkan, Pemkab Berau dapat memberikan opsi terbaik untuk distribusi BBM dan kebutuhan material pembangunan agar menjadi prioritas saat menyeberang menggunakan LCT.

“Termasuk kebutuhan bahan pokok, itu juga riskan kalau tidak mendapat prioritas. Begitu juga untuk hasil tangkap nelayan, yang dibawa dari pesisir untuk kebutuhan masyarakat di kota dan daerah lainnya,” imbuhnya.

Dikonfirmasi mengenai keluhan tersebut, Supervisor Jobber Berau Hadi Sutrisno menjelaskan, pendistribusian BBM ke wilayah Sambaliung hingga Bidukbiduk mencapai 9 hingga 10 ritase per hari. Tiap ritase, BBM yang disalurkan sebesar 10 kiloliter, untuk untuk 7 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mulai Sambaliung hingga Bidukbiduk.

“Untuk SPBU di Sambaliung rata-rata dapat 3 kiloliter per hari. SPBU lainnya 1 kiloliter,” paparnya.

Kendati demikian, mengenai teknis pengangkutan, Hadi menekankan bahwa BBM merupakan bahan berbahaya yang butuh pengamanan ekstra dalam pendistribusiannya.

“Semoga penyaluran BBM ke pesisir nantinya tetap berjalan lancar, walaupun ada perbaikan jembatan,” tandasnya. (Dez)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img