spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dulu Dibanggakan Kini Tak Terurus, Tak Ada Dana Pemeliharaan Jembatan Kukar Penuh Lumut dan Sampah

TENGGARONG – Jembatan Kutai Kartanegara diresmikan Desember 2015. Infrastruktur yang Kecamatan Tenggarong dan Tenggarong Seberang. Menggantikan Jembatan Kukar yang ambruk 2011 silam.

Dulu, jembatan tersebut pernah disamakan dengan Golden Gate di San Francisco, Amerika Serikat. Memiliki gaya bangunan yang sarat akan kemegahan. Jembatan yang kini berdiri sebenarnya tak kalah merah. Sayang, makin lama kemegahannya memudar. Tertutup lumut dan kotoran yang membuatnya kian kusam.

Jembatan Kutai Kartanegara selama ini menjadi ikon di daerah tersebut. Fungsinya pun begitu krusial dan vital. Tak heran untuk membangunnya menghabiskan anggaran hingga Rp 300 miliar.

Pantauan kaltimkece.id (jaringan mediakaltim.com), Selasa (22/6/2021), jembatan terlihat tak lagi terawat. Cat di setiap permukaan pilar dan struktur rangkanya mulai tertutupi hitamnya lumut. Tak kalah kotor, di sela-sela rangkanya dipenuhi barang sisa, mulai sampah plastik seperti botol dan kemasan makanan ringan.
Dikonfirmasi terkait persoalan itu, Kepala Dinas Pekerja Umum Kukar, Muhammad Yamin, mengakui pada 2021 ini pihaknya belum menerima alokasi anggaran untuk perawatan fisik jembatan. Yamin mengklaim saat ini pihaknya berupaya mengajukan anggaran pemeliharaan. “Untuk sementara perawatan jembatan belum ada anggarannya,” ungkapnya.

Meski demikian, ditegaskan jika Dinas PU Kukar tetap melaksanakan proses perencanaan dan perawatan. Koordinasi pun dikemukakan dengan perusahaan Hutama Karya (HK) selaku kontraktor, yang membangun dan memiliki wewenang atas pemeliharaan Jembatan Kutai Kartanegara.

“Kami harus berkomunikasi terkait persoalan itu dengan pihak PT HK untuk memperoleh data-data struktur dan perawatan jembatan,” jelasnya.

Menyikapi persoalan jembatan ini, Ahmad Yani, anggota DPRD Kukar, angkat bicara. Saat ini, pihaknya dan seluruh legislator lain di DPRD Kukar, disebut selalu mengawasi dan mengevaluasi kinerja Pemkab Kukar. Tak terkecuali Dinas PU Kukar yang dalam hal ini memiliki wewenang membangun dan memelihara infrastruktur di Kukar. “Khususnya jembatan Kutai Kartanegara yang sudah terlihat kusam itu,” ungkapnya.

Menurut Yani, seharusnya Jembatan Kutai Kartanegara mendapatkan perawatan berkala setiap tahun. Apalagi jembatan tersebut memiliki peran sangat penting dan menjadi ikon Tenggarong maupun Kutai Kartanegara secara umum.
Yani juga mendorong perawatan tersebut mencakupi tampilan dan struktur fisiknya. Mulai bagian pilar, rangka jembatan dan badan jalan. “Sehingga fungsinya sebagai infrastruktur penting bagi transportasi masyarakat tetap terjaga,” tegasnya.

Wakil rakyat tersebut juga mendorong pemeliharaan seluruh infrastruktur utama di Kukar dialokasikan setiap tahun. Sehingga perawatan tak cuma menyasar Jembatan Kutai Kartanegara di Tenggarong, melainkan seluruh jembatan di Kukar. “Anggaran, khususnya bagi Jembatan Kutai Kartanegara, sebenarnya relatif perlu alokasi kurang lebih Rp 1 miliar. Bila Pemkab tidak menganggarkan pemeliharaan, kami anggap lalai itu,” tandasnya.

Para legislator di DPRD Kukar sebagai perwakilan rakyat disebut wajib mengetahui. Dinas PU Kukar yang memiliki wewenang juga disebut belum melakukan perawatan atau mengajukan alokasi.

“Karena tidak pengecualian bagi perawatan, seharusnya dianggarkan setiap waktu dan setiap tahun,” pungkas anggota Komisi III DPRD Kukar ini. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img