spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Jenjang PAUD, Hetifah: Jangan Jadikan Acuan Calistung untuk Anak ke Jenjang SD

SAMARINDA – Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menggelar workshop pendidikan dengan tema “Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” di Kota Samarinda, Selasa (16/5/2023).

Kegiatan workshop ini dihadiri oleh ratusan peserta dari para guru dan tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang dilaksanakan di ballroom Hotel Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, dan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek RI).

Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, transisi anak yang awalnya menempuh pendidikan PAUD ke jenjang SD seringkali menjadi persoalan bagi psikologis anak. Ia menjelaskan bahwa dalam kurikulum merdeka, tidak diutamakan hal yang mengharuskan anak harus menguasai calistung.

“Tak hanya calistung saja yang penting dalam pendidikan, tetapi kemampuan-kemampuan untuk hidup yang seringkali kita pandang sebelah mata,” ucap Hetifah usai melakukan pembukaan workshop.

Kendati demikian, Hetifah mengatakan bahwa calistung bukan berarti tidak penting bagi pendidikan anak. Menurutnya, calistung menjadi dasar pengetahuan bagi murid yang naik ke tingkat SD. Namun, dalam kurikulum merdeka belajar, tidak ada pemaksaan bagi anak untuk menguasai hal tersebut sebelum naik ke jenjang SD.

“Literasi sangat diperlukan untuk anak dalam arti yang lebih luas, namun bukan berarti memaksa anak untuk bisa membaca, menulis, dan menghitung sebelum masuk SD. Tindakan semacam itu tentu tidak benar,” ucapnya.

Politisi Partai Golkar itu juga menegaskan kepada satuan pendidikan di Kota Samarinda bahwa jika menemukan anak yang belum menguasai calistung dan menjadikannya acuan bahwa anak tersebut belum dapat diterima, hal tersebut harus menjadi perhatian bagi tenaga pendidik.

“Oleh karena itu, dalam dua minggu pertama, perlu ada semacam penilaian untuk memahami karakter, kemampuan, dan mungkin ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diri anak tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Hetifah mengatakan bahwa tujuan dari forum tersebut adalah sebagai sumber pengetahuan dan ruang untuk saling bertukar pikiran, khususnya bagi tenaga pendidik di Samarinda, agar dapat merubah metode lama yang memprioritaskan calistung (membaca, menulis, menghitung). “Saya bersyukur bahwa hal tersebut sudah dilakukan di Samarinda,” pungkasnya. (eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img