TENGGARONG – Sejumlah warga di Jalan Gunung Belah, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, mengeluhkan kualitas air yang diproduksi oleh Perumda Tirta Mahakam. Air yang seharusnya mengalir bersih, namun beberapa waktu terakhir berubah drastis dan tampak tidak layak dikonsumsi.
Hal ini dirasakannya oleh salah satu warga di Jalan Gunung Belah, yang enggan disebutkan namanya. Sebulan terakhir, kondisi air yang mengalir tidak jernih seperti biasanya. Warna air pun cokelat pekat dan berbau lumpur.
“Ini udah hampir sebulanan begini,” ucap wanita berjilbab tersebut, Sabtu (20/1/2024).
Hal senada disampaikan oleh Marsa, yang juga warga Jalan Gunung Belah, Tenggarong. Tidak hanya berbau dan berwarna saja air yang mengalir ke rumahnya. Tapi hampir dipastikan kerap mati dan tidak jalan setiap hari. Sehingga harus menunggu hingga dini hari untuk menampung air.
“Bau lumpurnya tercium sekali,” timpal wanita yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga.
Saat dikonfirmasi, Perumda Tirta Mahakam membenarkan bahwa produksi air bersih sedang terganggu. Lantaran air baku di Instalasi Pengolahan Air (IPA) 3 Bekotok yang terletak di Kelurahan Loa Ipuh menurun kualitas airnya. Salah satu penyebabnya, yakni pengerjaan normalisasi Anak Sungai Kelurahan Loa Ipuh yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.
“Itu berdampak pada kualitas air baku kita, tingkat kekeruhan air di atas rata-rata dan menimbulkan bau karena (sungai) dikeruk dan lumpur di bawahnya terbawa arus sungai,” ungkap Kasubag Humas Perumda Tirta Mahakam, Wahono.
Bahkan dia mengakui bahwa langkah cepat sudah dilakukan, memastikan distribusi dan suplai air kepada pelanggan tidak terganggu. Yakni dengan menginterkoneksi pipa distribusi dari IPA 3 Bekotok dan IPA 1 Sukarame. Meski kualitas air yang disalurkan tetap tidak maksimal. Tetapi air yang didistribusikan masih layak pakai.
Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha R
