BALIKPAPAN – Produk “sampah” yang berada di Tempat Pembuangan Akhir Sementara (TPAS) Manggar, Balikpapan, tidak hanya dimanfaatkan oleh pengelola dalam menghasilkan gas metana saja. Namun juga memanfaatkan limbah sampah organik berupa potongan pohon dan dedaunan.
Dijelaskan UPTD TPAS Manggar, Muhammad Hariyanto, pun mengatakan menjadikan limbah pohon dan dedaunan menjadi bahan bakar Co-Firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Kaltim Teluk Balikpapan.
Yakni sejak 2022 lalu, menjalani kerjasama dengan memasok bahan baku berupa cacahan kayu atau Woodchip yang berasal dari bagian batang kayu. Juga Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang berupa pelet hasil olahan fermentasi sampah dedaunan. Tentunya ini juga sebagai langkah TPAS Manggar untuk mengurangi jumlah sampah di sana.
“Mulai operasional akhir Juni 2022 sudah mulai produksi berupa pelet dan cacahan kayu,” ungkap Hariyanto.
Sudah berjalan setahun lebih, UPTD TPAS Manggar, sudah secara stabil memproduksi 5-10 ton Woodchip dan BBJP untuk dipasok ke PLTU PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Kaltim Teluk Balikpapan, tiap bulannya. Dengan kontrak kerjasama Rp 400 per kilogram, maka UPTD TPAS Manggar menghasilkan Rp 2-4 juta perbulan yang masuk dalam kas APBD Balikpapan.
“Seiring berjalannya waktu, TPAS Manggar terus meningkatkan kapasitas produksi pelet dan BBJP-nya,” tutupnya.
Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha Ratnasari