spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tarian Kolosal di MTQ Nasional XXX Akan Angkat Sejarah Masuknya Islam di Kutai Kartanegara

SAMARINDA – Pembukaan Musabagah Tilawatil Quran (MTO) Nasional XXX yang akan digelar di Stadion Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 8 September 2024 mendatang akan spektakuler dengan sajian tarian kolosal yang mengisahkan sejarah masuknya Islam di Bumi Kutai, Kalimantan Timur.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, mengungkapkan bahwa tarian kolosal ini akan menjadi highlight pembukaan acara MTO nasional.

Tarian ini diharapkan dapat menghidupkan kembali cerita masuknya Islam di Kalimantan Timur melalui kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

“Persembahan tarian kolosal kita mengangkat cerita masuknya Islam di Kalimantan Timur lewat Kerajaan Kutai,” ujar Sri Wahyuni dalam konferensi pers di Media Center Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltim, Jumat (30/8/2024).

Sebanyak 500 penari terlibat dalam tarian kolosal ini, yang akan menampilkan inovasi baru dengan menggabungkan seni tari tradisional dengan teknologi digital modern.

Konsep ini menjadikan pertunjukan tersebut sebagai yang pertama di Indonesia, yang memadukan elemen budaya dengan kemajuan teknologi, menciptakan pengalaman visual yang luar biasa bagi para penonton.

BACA JUGA :  Jalin Kemitraan, Strategi Pemprov Kaltim Tingkatkan Keterbukaan Informasi Publik

Pertunjukan tarian ini akan mengisahkan pertempuran legendaris antara Raja Kutai, Aji Raja Mahkota Mulia, yang pada awalnya beragama Hindu, melawan seorang ulama besar bernama Datuk Tunggang Parangan. Menurut cerita sejarah, setelah kalah dalam adu kesaktian tersebut, Raja Mahkota memeluk agama Islam.

Inilah titik awal penyebaran agama Islam di Kutai Lama, yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah Kalimantan Timur, dan mendirikan Kesultanan Kutai Ing Martadipura dengan pusatnya di Tenggarong.

Pementasan yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dan digital ini tidak hanya memperingati sejarah masuknya Islam di Kutai tetapi juga memperkaya seni pertunjukan Indonesia dengan inovasi yang memadukan budaya dan teknologi.

“Semoga dengan tarian kolosal ini tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga edukasi bagi generasi muda kita tentang pentingnya sejarah dan budaya lokal dalam pembentukan identitas masyarakat Kalimantan Timur,” tutupnya.

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img