spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Surplus Produksi Beras di Kutim, Safuad Ingin Kesejahteraan Petani Diprioritaskan

SAMARINDA – Anggota DPRD Kaltim Safuad menyebutkan, Kecamatan Kaubun di Kutai Timur selalu surplus produksi beras selama beberapa tahun terakhir.
Hal ini katanya, justru menjadi persoalan tersendiri bagi petani di daerah tersebut.

Kabar ini mengemuka saat Safuad menggelar reses baru-baru ini di Kecamatan Kaubun Kutai Timur. Masyarakat disana menyampaikan bahwa produksi beras mereka mengalami surplus produksi hingga kurang lebih 1.725 ton sekali panennya. Petani yang masuk dalam sejumlah kelompok tani mengungkapkan surplus tersebut justru mimicu kebingungan terutama soal bagaimana memasarkan hasil panen.

“Jadi di beberapa desa di Kaubun petani bingung menjual hasil panennya. Bayangkan kalau 3 kali panen bisa 5 ribu ton lebih. Untuk itu, saya minta pemerintah harus hadir dalam persoalan ini,” ucapnya, Selasa (8/3/2022).

Politisi PDI Perjuangan ini mengharapkan, hasil pertanian itu dapat dinikmati oleh masyarakat Kutim sendiri dan mampu mendukung swasembada pangan. Dengan catatan tetap mempertimbangkan kesejahteraan petani lokal.

“Secara bisnis petani jangan sampai merugi. Kita harus mandiri ‘kan selama ini kita masih impor beras dari daerah lain di luar Kaltim. Kalau bisa mandiri pangan, kenapa kita harus ambil dari luar,” tegas Legislator Dapil Bontang-Kutim-Berau tersebut.

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman sebagimana yang dilansir pro.kutaitimurkab.go.id menegaskan, Kaubun dan Karangan adalah dua kecamatan di Kutim yang diproyeksikan menjadi daerah sentra pengembangan ekonomi berbasis pertanian. Hal ini ditegaskan Ardiansyah, melihat Kaubun dan Karangan mempunyai potensi sebagai produsen pertanian yang ditunjang dengan sumber daya alam (SDA) yang mumpuni.

“Saya memiliki perhatian khusus terhadap dua kecamatan ini. Kecamatan Kaubun dikenal dengan produk berasnya yang tiap tahun surplus. Sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat Kutim sendiri dan mendukung swasembada pangan,” tegasnya dalam pengarahan Musrenbangcam Kaubun dan Karangan yang dipusatkan di BPU Kecamatan Kaubun (7/3/2022).

Selanjutnya, produk beras Kaubun juga mampu bersaing dengan beras impor dengan pengolahan pertanian yang sudah profesional dan memadukan teknologi. Namun, ada catatan dari Ardiansyah bahwa beras Kaubun saja tidak cukup untuk memenuhi kemandirian pangan di Kutim.

“Dinas Pertanian Kutim sudah mengkroscek bahwa kita masih membutuhkan lahan yang cukup besar untuk memenuhi kemandirian pangan daerah. Diperkirakan Kutim membutuhkan lebih dari 4.000 hektare sawah untuk bisa mandiri dari segi kebutuhan pangan terutama beras,” pungkasnya. (eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti