spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Suplai Bahan Pangan dari Luar Wilayah Sumbang Inflasi di Balikpapan

BALIKPAPAN – Berdasarkan rilis inflasi Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan pada bulan Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm). Capain tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,22 persen (yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi gabungan 4 Kota di Provinsi Kalimantan Timur (3,28 persen yoy) namun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (2,75 persen yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan, tingkat inflasi tahunan yang masih cukup tinggi tersebut disebabkan oleh suplai bahan pangan yang mayoritas didatangkan dari luar Balikpapan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena volatilitas harga pangan sangat dipengaruhi oleh dinamika harga di luar Balikpapan.

“Untuk itu, upaya menciptakan kemandirian pangan menjadi agenda prioritas yang perlu disinergikan dengan semua pemangku kepentingan. Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Februari 2024 antara lain beras, angkutan udara, ikan layang, udang basah, dan sawi hijau,” ujarnya Selasa (5/3/2024).

Lebih lanjut Robi Ariadi menjelaskan, kenaikan harga beras disebabkan oleh bergesernya masa panen serta adanya kejadian banjir yang melanda daerah pemasok. Inflasi angkutan udara didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara oleh beberapa maskapai khususnya low-cost carrier sejalan dengan kenaikan permintaan ditengah mobilitas masyarakat yang meningkat.

“Kenaikan harga ikan layang berkaitan dengan hasil ikan tangkap yang menurun. Adapun kenaikan sawi hijau disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga menurunkan produksi,” jelasnya.

Sementara itu, inflasi daging ayam ras didorong oleh permintaan yang meningkat dan harga pakan yang relatif tinggi. “Di sisi lain kita patut bersyukur, laju inflasi di Kota Balikpapan tersebut tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi antara lain daging ayam ras, tomat, bawang merah, bayam, dan minyak goreng,” tambah Robi Ariadi.

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi, antara lain melalui pelaksanaan high level meeting TPID Kota Balikpapan, pelaksanaan capacity building mengenai teknik perhitungan inflasi tahun dasar 2022, pelaksanaan gelar pangan murah dan operasi pasar secara intensif, realisasi program Pemerintah Daerah untuk masyarakat terdampak inflasi.

“Ke depannya, Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional tahun 2024 yaitu sebesar 2,5 persen ± 1 persen ,” tutupnya.

Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img