spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, Kadir Tappa: Ilmu yang Diperoleh Dapat Diterapkan dalam Kehidupan Sehari-hari

BONTANG – Abdul Kadir Tappa, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, kembali menggelar kegiatan sosialisasi Wawasan Kebangsaan ke-7 di Hotel Andika, Berbas Tengah, Kecamatan Bontang Selatan, Minggu (26/11/2023).

Dalam kegiatan sosialisasi ini, Kadir Tappa menyampaikan materi yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan. Tujuannya adalah memberikan wawasan dan pengetahuan kepada seluruh masyarakat tentang jiwa dan semangat kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhinneka Tunggal Ika.

“Untuk itu, saya mengharapkan kepada semua yang hadir di sini, agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, dan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dari sini dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.

Sementara itu, Bilher Hutahaen, narasumber dari kalangan akademisi, mengungkapkan bahwa saat ini nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur akibat upaya penghancuran Pancasila secara sistematis. Keadaan bangsa ini menjadi sangat mengkhawatirkan, karena bangsa ini mulai melupakan sejarahnya sendiri. Oleh karena itu, dia mengajak semua komponen anak bangsa untuk bersama-sama kembali kepada Pancasila.

“Ini adalah hal yang perlu ditekankan kembali, wawasan kebangsaan harus digali lagi, karena telah mulai pudar dari tahun ke tahun. Nilai-nilai Pancasila yang diajarkan juga mulai luntur,” jelasnya.

NKRI didirikan berdasarkan azas Pancasila, bukan azas demokrasi. Demokrasi telah mengikis nilai-nilai Pancasila sehingga Indonesia tidak lagi dimiliki oleh rakyatnya, tetapi menjadi milik penguasa.

“Dari beribu pulau dan ratusan suku di Indonesia, nenek moyang kita dulu bertekad untuk menyatukan semuanya, menyatukan berbagai latar belakang menjadi satu. Kita diingatkan bahwa meskipun kita berbeda-beda, kita tetap harus bersatu dengan beribu bahasa,” paparnya.

Bilher juga menambahkan bahwa saat ini orang-orang lebih takut pada aturan hukum daripada pada Tuhan. Oleh karena itu, pemilihan pemimpin yang berkualitas, jujur, dan berintegritas sangat penting. Tingkat korupsi di Indonesia juga sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain.

Sementara itu, Gopi Susanto, narasumber lain, seorang Analis Ketahanan Ekonomi Kesbangpol Bontang, menjelaskan konsep kebangsaan yang perlu ditanamkan, yaitu keberagaman dan perbedaan dalam satu kesatuan, atau Bhinneka Tunggal Ika.

Menurutnya, hal ini mencerminkan karakter bangsa yang diwujudkan dengan tujuan mempersatukan seluruh keragaman yang ada dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia ini.

“Melalui pemanfaatan wawasan kebangsaan ini, kita dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menguatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air kita,” ungkapnya.

Wawasan kebangsaan perlu digelorakan sejak dini, terutama kepada generasi milenial dan para pemuda, agar mereka memahami dan menerapkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air yang menjadi modal dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Empat pilar yang dimaksud adalah bagaimana kita memahami Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat pilar ini adalah satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan bersatu,” tutupnya.

Penulis: Dwi S
Editor: Yusva Alam

16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img