TENGGARONG– Teknologi Broadband 6.0 terus dikembangkan di Kutai Kartanegara (Kukar), ditandai dengan pemasangan infrastruktur jaringan Wireless Fidelity (WiFi) untuk desa yang masuk dalam kawasan blankspot, atau belum terjangkau jaringan seluler.
Proyek ini dikerjakan langsung oleh Perseroda PT Tunggang Parangan Kutai Kartanegara (Kukar). Dirut PT Tunggang Parangan Kukar Awang Muhammad Luthfi menyebutkan, dua desa sudah mendapatkan fasilitas ini, yakni Desa Loh Sumber (Dusun Marangan) dan Desa Liang Ilir.
Hingga akhir tahun 2022 ini, sudah 9 desa di Kukar yang masih masuk dalam kawasan blankspot bakal dikebut pengerjaannya. “Sembilan desa ini menjadi prioritas kita,” ujar Luthfi, Kamis (18/8/2022).
Dia menambahkan, Broadband 6.0 dinilai menjadi solusi terbaik bagi daerah yang belum terjangkau jaringan internet dengan baik. Jaringan internet, lanjut dia, kini menjadi keburuhan mendesak. Hal ini berkaca dengan pembelajaran yang sempat dialihkan secara daring, terutama saat pandemi Covid-19 mulai berlangsung.
“Desanya kita pilih sesuai daerah blankspot, nanti kita lakukan survei lagi. Kalau desa itu kurang bagus sinyalnya atau penduduknya banyak tapi sinyalnya gak bagus ya kita masuk disitu,” terang Luthfi.
Sementara itu Bupati Kukar, Edi Damansyah mengatakan, pengembangan broadband 6.0 atau telekomunikasi berbasis WiFi, menjadi fungsi lain BUMD PT Tunggang Parangan Kukar dalam membantu tugas Pemkab Kukar.
Sehingga tidak hanya fokus pada penanganan usaha kemaritiman, tapi juga fokus membantu Pemkab Kukar berkaitan dengan telekomunikasi. “Jadi sudah diuji coba, Alhamdulilah sudah efektif,” ujar Edi Damansyah.
Kedepannya, PT Tunggang Parangan Kukar akan fokus menangani beberapa desa yang masuk dalam kawasan blankspot. Terutama desa yang berada di pinggiran dan terpencil seperti di Delta Mahakam.
“Harapannya mungkin nanti karena memang ada masuk didalam misi Kukar Idaman, aktivitas infrastruktur salah satunya yang dibangun adalah infrastruktur telekomunikasi,” tutup Edi. (afi)
