JAKARTA – Mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan bukanlah hal mudah. Apalagi, dengan memberikan pemahaman dan membiasakan diri untuk dapat memilah sampah.
Namun, SMK Wikrama Bogor ternyata punya strategi tersendiri dalam mengupayakan kebiasaan baik tersebut kepada masyarakat. Yakni, salah satunya dengan mengembangkan gim yang terkait dengan pemilahan sampah.
Dengan inovasinya tersebut, maka SMK Wikrama Bogor terpilih untuk ikut dalam pameran INTI Expo yang merupakan pameran Business to Business (B2B) dengan memamerkan karya inovasi dan teknologi termasuk sektor gim.
Dengan difasilitasi oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kemendikbudristek, SMK Wikrama Bogor ini turut meramaikan pameran INTI Expo bersama 9 pengembang gim pada satuan pendidikan vokasi (SPV) lainnya. Totalnya, ada sebanyak 15 jenis gim yang dipamerkan dalam kegiatan INTI Expo.
Guru Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG) SMK Wikrama Bogor, Ali Sultan mengungkapkan, gim bernama “Trash Man” tersebut adalah sebuah gim edukasi 3D yang bertemakan pemilahan sampah untuk meningkatkan kepedulian amsyaralat terhadap lingkungan dengan cara memilah sampah sesuai dengan kategorinya.
“Sebenarnya, ide awalnya untuk gim Trash Man ini dibuat untuk pengenalan sampah kepada peserta didik dan dibuat dengan tampilan visual sekolah. Supaya lebih menarik mereka. Jadi mereka paham bagaimana proses pemilahan sampah,” ungkap Ali Sultan saat ditemui Media Kaltim pada ajang Indonesia Technology & Innovation (INTI) di Jakarta International Expo, baru-baru ini.
Jika dilihat berdasarkan materinya, diakui Ali–sapaan akrabnya, cenderung kurang menarik bagi kalangan anak-anak Generation Z (Gen Z). Karenanya, pihaknya memodifikasi gim tersebut sebaik mungkin dalam pengembangannya agar lebih menarik.
“Ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Karena kami juga dituntut untuk juga memahami materi pemilahan sampah ini,” tuturnya.
Dengan mengajak siswanya mengutak – atik gim ini, ternyata proses pengembangan secara keseluruhannya memakan waktu 3 – 4 bulan. Menurutnya, cepat atau lambatnya pengembangan gim ini semua tergantung dengan penyusunan asetnya.
“Jika tim penyusunan asetnya dapat lebih cepat, maka kita pun hanya melanjutkan. Mungkin bisa 1 bulan saja,” ujar Ali.
Guru Desain Komunikasi Visual (DKV) SMK Wikrama Bogor, Fajar menambahkan, penyusunan aset untuk produk gim Trash Man ini terbilang cukup cepat. Terlebih, memang digadang-gadang sebagai salah satu gim andalan sekolahnya untuk dipamerkan.
“Sebenarnya ini adalah project awal dan memang kita kembangkan untuk pameran juga. Namun, saat ini kita telah kembangkan lebih baik lagi, kita sempurnakan dengan versi terbaru, baik uuntuk versi PC dan Mobile,” jelas Fajar.
Melalui gim Trash Man ini, lanjut Fajar, juga memiliki visi untuk mengenalkan sekolahnya yang fokus pada kebersihan lingkungan.
“Kita mencoba membangkitkan kepedulian masyarakat tentang bagaimana memilah sampah sesuai kategorinya. Bahkan, tampilan di dalam gim ini, visualisasinya dibuat serealistis mungkin sesuai dengan bentuk dan lingkungan sekolah kita,” bebernya.
Lantas, mengapa dipilih tema pemilahan sampah? Fajar menegaskan bahwa ini sesuai dengan program sekolah yang menerapkan aturan pemilahan sampah kepada seluruh siswanya.
“Jadi sejak awal siswa masuk di sekolah ini, kita ajak semuanya untuk peduli terhadap lingkungan dan dilatih untuk terbiasa dengan pemilahan sampah,” imbuhnya.
Kemudian saat disinggung mengenai target ke depannya, Fajar berharap agar sekolahnya dapat segera memiliki studio khusus pengembangan ide-ide gim.
“Selama ini sih memang siswa sudah terbiasa untuk membuat gim. Tapi memang belum difokuskan. Makanya mulai saat ini sudah harus difokuskan,” kata Fajar.
Tak hanya itu, dia bersama Ali dan seluruh siswanya yang termasuk dalam tim pengembangan gim Trash Man ini menargetkan akan dapat mempublikasikan dan masuk dalam Play Store dan AppStore.
“Jadi dalam menyosialisasikan pemilahan sampah ini bukan hanya di berita atau lewat media saja, tetapi juga lewat gim kita bisa mengajak masyarakat untuk peduli sampah dan lingkungannya,” pungkas Fajar.
Pewarta : Nicha R