spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sidang Senat Terbuka STEI SEBI, Ardiansyah Sampaikan Orasi Ilmiah Wisata Halal

DEPOK – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menjadi tamu kehormatan memenuhi undangan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI Depok, Jawa Barat (Jabar) untuk memberikan Orasi Ilmiah dalam Sidang Senat Terbuka STEI SEBI di Wisuda XVII Tahun Akademik 2022/2023.

Acara ini berbarengan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemkab Kutim dengan STEI SEBI di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Kamis (27/10/2022).

Ardiansyah naik ke podium dan tampil di hadapan ribuan mahasiswa-mahasiswi yang diwisuda sekitar pukul 10.25-10.55 WIB. Dalam kesempatan itu, Ardiansyah mengatakan Kutim telah mengembangkan potensi wisata halal dengan mempersiapkan kebutuhan SDM wisata halal dan kesiapan keuangan syariah dalam mendukung wisata.

“Jadi tiga hal ini menjadi tiga bahasan yang menjadi peluang dan tantangan daerah dalam mengembangkan wisata halal di Kutim. Melalui Dinas Pariwisata (Dispar) dan pihak terkait kita bersinergi dalam hal ini,” ulasnya didampingi Kepala Diskop dan UKM Kutim Darsafani dan Kepala Dispar Kutim Nurullah.

Selanjutnya, fokus Kutim terkait pembangunan menjadi keniscayaan pemerintah daerah untuk terus-menerus harus terjadi dalam sebuah wilayah pemerintahan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Semuanya merupakan perhatian yang selalu menjadi sasaran bagi pemerintah dalam melaksanakan kegiatan setiap tahunnya, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan misalnya bidang ekonomi, dimana indikator di bidang ekonomi ini selalu menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan, seperti meningkatnya pertumbuhan ekonomi, yang dicerminkan oleh berubahnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada sebuah daerah. Perubahan yang dimaksud adalah semakin naiknya pertumbuhan ekonomi sebuah daerah, ditandai dengan lajunya kenaikan PDRB daerah tersebut.

BACA JUGA :  Pulang dari Balikpapan, Direktur RSUD Kudungga Sangatta Terpapar Corona

“Agregat pertumbuhan PDRB daerah bisa menjadi tolok ukur lajunya pertumbuhan ekonomi negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ditunjang oleh sektor sektor yang terus berkembang dan selalu menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan menaiknya angka devisa negara. Salah satu sektor yang terus memberikan kontribusi peningkatan devisa negara tersebut adalah sektor pariwisata, yang pada saat ini menjadi salah satu industri yang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari kunjungan wisata di beberapa daerah di Indonesia,” jelasnya.

Untuk itu, industri pariwisata saat ini bagi Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Tidak hanya sekarang tapi juga ke depan. Karena Indonesia merupakan daerah kepulauan yang masing-masing memiliki kekhasan dan keunggulan, baik dengan julukan Wonderful Island, Wonderful Land ataupun Magic Land (slogan pariwisata untuk Kutim).

“Kita ketahui bahwa pariwisata secara sederhana didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan sementara yang dilakukan seseorang di luar tempat ia tinggal dan bekerja termasuk berbagai fasilitas yang digunakan untuk mengakomodasi kebutuhannya. Hal ini menunjukkan manusia memang butuh suasana yang menunjang kesegaran dalam dirinya, yang tidak hanya jasmani tapi juga psikologisnya,” urainya.

BACA JUGA :  Dinkes Lakukan Penguatan Kesprocatin untuk Turunkan AKI dan AKB

Kemudian, menyambut potensi wisata tersebut saat ini Indonesia menjadikan sektor wisata sebagai salah satu sektor andalan dalam pembangunan nasional. Saat ini sektor wisata telah menjadi salah satu penyumbang devisa negara

terbesar kedua setelah sektor perkebunan kelapa sawit. Sumbangan devisa maupun penyerapan tenaga kerja pada sektor pariwisata ini sangat signifikan. Dengan terus berkembangnya pariwisata dunia, serta dibarengi pula dengan tumbuh dan berkembangnya konsep kepariwisataan di beberapa negara di dunia, maka Indonesia tidak tinggal diam untuk terus mengembangkan konsep pariwisatanya.

Konsep yang sekarang sedang dan terus tumbuh dan memberikan peluang besar adalah apa yang disebut dengan Wisata Halal atau Halal Tourism. Secara sederhana Menparekraf RI Sandinga Uno menyatakan, wisata halal merupakan layanan tambahan atau extention of services yang ditujukan bagi wisatawan muslim. Karena sejatinya, secara umum wisata halal merupakan layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim.

Ditambahkan lagi oleh Kementerian Agama bahwa wisata halal adalah pemberian fasilitas bagi wisatawan muslim untuk dapat menunaikan kewajiban syariatnya pada lokasi wisata tersebut. Atau lebih singkat lagi bahwa wisata halal itu adalah konsep wisata yang menggunakan basis syariah Islam dalam pelayanan dan produk wisata. Di beberapa negara ada yang menggunakan istilah Islamic Tourism, Halal Tourism, Halal Travel, atau as Moslems Friendly Destination. Begitu juga pengertian wisata halal yang disampaikan oleh Wapres KH Ma’ruf Amin bahwa halal yang dimaksud adalah penyediaan pangan yang disajikan dalam restoran, ketersediaan tempat ibadah dan hotel yang dapat memiliki standar kehalalan. Pariwisata halal atau pariwisata syariah merupakan kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, atau pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan halal atau syariah.

BACA JUGA :  Gaya Hidup Tidak Sehat dan Tuntutan Hidup, Gen Z Rentan Terkena Serangan Jantung

Konsep dan sajian wisata halal ini banyak dimanfaatkan orang karena karakteristik produk dan jasanya bersifat Universal. Menurut Kemenparekraf, pada tahun 2015, kesiapan destinasi wisata syariah dapat dilihat melalui komponen variabel mulai dari atraksi, terjaga kebersihan sanitasi dan lingkungan, terdapat tempat ibadah yang layak dan suci untuk wisatawan muslim pada objek wisata, tersedia sarana bersuci yang layak di objek wisata, tersedia makanan dan minuman halal, amenitas perhotelan, biro perjalanan wisata, pramuwisata, aksesibilitas dan ancilary atau kelembagaan.

“Dengan beberapa variabel tersebut di atas maka pariwisata halal merupakan bonus besar bagi daerah daerah di seluruh Indonesia dan juga bagi bangsa Indonesia. Artinya penduduk Indonesia selain menjadi wisatawan nusantara, juga menjadi tenaga penggerak bagi wisata halal yang tersebar di nusantara, selain karena mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Sehingga dalam kancah global pariwisata halal menjadi pasar yang menjanjikan,” tutup Ardiansyah.(Rls)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img