spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Semester I 2023, Kasus Karhutla Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

TANJUNG REDEB – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi 6 bulan terakhir tahun 2023 ini diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau Thamrin lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Thamrin menyampaikan jika pada semester I  ini sudah ada delapan kasus Karhutla, sementara di tahun sebelumnya hanya tiga kasus. Karhutla ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya karena alam dan manusia yang membuang puntung rokok sembarangan di lahan kering, ditambah cuaca yang cukup panas beberapa waktu lalu.

“Dari 8 kasus tersebut, luas lahan yang terbakar 13 hektare,” katanya, Minggu (2/6/2023).

Dijelaskan Thamrin, kasus pada tahun 2021 dan 2022 lalu cukup tinggi. Yakni terdapat 46 kasus karhutla dengan luasan lahan terbakar 118 hektar untuk 2021. Lalu pada tahun 2022 terdapat 34 kasus dengan luasannya 87,5 hektar.

“Tentu kita berharap, agar di semester dua nanti ini tidak ada kasus lagi,” ucapnya.

Menurut Thamrin, soal pemicu utama terjadinya karhutla di Berau bahkan secara nasional dianggap pemicunya faktor manusia. Bahkan mencapai angka 90 persen. Pasalnya, bukan lantaran disebabkan ada kelalaian dari manusia, namun dari kebiasaan dan kebanyakan masyarakat ketika buka lahan dengan cara membakar dan puntung rokok yang kerap dibuang sembarangan.

BACA JUGA :  Keluarkan Rekomendasi Bongkar Muat Batu Pecah yang Diduga Ilegal, Aliansi Indonesia Minta Kepala KUPP Berau Dicopot

“Atas itu, salah satu upaya dari BPBD yakni berikan pelatihan ke masyarakat agar bisa membuka lahan dengan tidak membakar atau penyiapan lahan tanpa bakar,” pungkasnya. (dez)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img