Beranda BALIKPAPAN Sekolah-Orang Tua Diminta Lakukan Pembinaan, 12 Anak Terlibat Tawuran di Sidodadi

Sekolah-Orang Tua Diminta Lakukan Pembinaan, 12 Anak Terlibat Tawuran di Sidodadi

0

BALIKPAPAN – Dua hari berturut-turut warga Balikpapan Barat dikagetkan dengan aksi tak terpuji pelajar di depan SMPN 4 Balikpapan, Sidodadi. Sesama pelajar melakukan aksi tawuran (saling serang) yang berpotensi menimbulkan korban jiwa lantaran mereka membawa senjata tajam (sajam).

Aksi membahayakan itu dibenarkan Kapolsek Balikpapan Barat, Kompol Djoko Purwanto. Bahkan diakuinya tawuran sama persis dengan yang ramai di media sosial, yakni pada Selasa dan berlanjut di keesokan harinya, Rabu (21/9/2022).

Djoko menjelaskan, dari hasil penyelidikan diketahui, pertikaian sesama pelajar itu bukan mengatasnamakan sekolah tapi murni antar anak-anak yang kebetulan berstatus pelajar. “Jadi beragam asal sekolah. Ada yang SMK, ada juga SMP,” ujar Djoko, Jumat (23/9/2022).

Djoko mengungkapkan, menerangkan, penyerangan sudah bermula sejak bulan lalu. Dimana seorang pelajar berinisial FJ (16) memukul pelajar lain berinisial DR (17) di wilayah Kelurahan Baru Ulu.

Tak terima dipukul, selang beberapa hari kemudian, giliran DR membalasnya dengan memukul FJ selepas korban pulang sekolah. “Nah, disinilah FJ mengadu kepada kakaknya, saudara S (17). Kakaknya FJ ini mungkin tidak terima adiknya dipukul lalu mencoba mencari DR namun tak ketemu,” jelas Djoko.

Entah dengan alasan apa, FJ mengajak beberapa teman sebayanya mengitari SMPN 4 Balikpapan. Niat FJ diduga kuat memang mencari keributan. “Tapi karena kalah jumlah, saudara FJ dan temannya ini dikejar, baik oleh anak sekolah itu maupun anak kampung setempat,” lanjutnya.

Aksi saling kejar inilah yang berlangsung selama 2 hari berturut-turut dan sempat terekam oleh warganet hingga viral. Namun begitu, seluruh pelajar yang terlibat keributan berjumlah 12 anak berhasil diamankan oleh anggota Polsek Balikpapan Barat. “Termasuk (disita) barang buktinya seperti pisau panjang yang biasa dibilang samurai, pisau dapur, pisau kue, dan penggaris, serta celurit,” tambah Djoko.

Kepolisian, lanjut Djoko, kemudian memediasi sejumlah pelajar yang tawuran tersebut dengan melibatkan wali atau orang tua. Dilibatkan pula, otoritas setempat seperti Lurah Baru Ulu, Lurah Baru Tengah, hingga Ketua RT, termasuk guru dari asal sekolah para pelajar.

Dari mediasi itu, diputuskan seluruh pelajar yang tawuran terlepas dari jerat hukum, tapi dikembalikan ke orang tua masing-masing untuk dibina. “Kemudian kita serahkan ke sekolah untuk pengambilan keputusannya seperti apa. Terserah pihak sekolah mau memberi sanksi apa,” ujar Djoko.

Ke depan, tambah Djoko, pihaknya akan menggencarkan patroli ke tiap-tiap sekolah dan sejumlah tempat yang dinilai memiliki kerawanan terjadinya tawuran. Disamping itu, Djoko mengajak agar pelajar lebih fokus mengejar prestasi ketimbang mengurus persoalan pribadi.

Jika ada kekesalan terhadap teman, saran Djoko, agar diluapkan dengan cara positif sehingga tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain. (Bom)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version