spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Secara Berkala, Dinkes Berhasil Turunkan AKI di Kukar

TENGGARONG – Kinerja positif terus dikerjakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara (Kukar), yakni berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kukar. Ini pun menjadi salah satu indikator keberhasilan terkait kesehatan disuatu wilayah.

Indikator AKI sendiri merupakan jumlah kematian wanita selama periode kehamilan, persalinan dan nifas atau penanganannya. Bukan karena sebab-sebab lainnya, seperti kecelakaan, bunuh diri atau sebab insidentil per 100 ribu angka kelahiran hidup.

Di sisi lain, Kukar menjadi salah satu penyumbang AKI yang cukup tinggi di Kalimantan Timur (Kaltim). Memang mengingat kondisi wilayah dan geografis Kukar yang cukup luas, dibandingkan dengan 9 kabupaten dan kota lainnya.

Kepala Dinkes Kukar, dr Martina Yulianti, pun menerangkan menurunkan AKI bukanlah perkara mudah. Permasalahan akses pelayanan, menjadi salah satu faktornya, mengingat wilayah Kukar yang luas. Ditambah kurangnya jumlah ketersediaan petugas kesehatan di daerah-daerah yang terpencil.

“Berbagai upaya telah, sedang dan akan terus dilakukan untuk menurunkan AKI di Kutai Kartanegara,” ungkap dr Martina.

Merunut dari hasil penelitian Dinkes Kukar bersama University of Adelaide, pada tahun 2013-2014 silam, akar penyebab masalah AKI di Kukar bukan hanya karena ketersediaan akses saja. Beberapa faktor lainnya pun menjadi penyebab utama AKI Kukar masih berada di level yang tinggi.

BACA JUGA :  Pengedar di Tenggarong Seberang Tertangkap Tangan Miliki Sabu dan Senpi Rakitan

Di antaranya, masih lemahnya standar prosedur penanganan (SOP). Termasuk juga kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas, masih terdapat jarak komunikasi antar petugas kesehatan. Juga antara petugas kesehatan dengan ibu hamil yang sedang menunggu kelahirannya.

Melihat hasil itu pula, Dinkes Kukar pun sudah melakukan berbagai upaya dan inovasi, dengan melibatkan seluruh pihak terkait. Mulai dari pelayanan maternal di fasilitas pelayanan dasar hingga ke fasilitas pelayanan rujukan.

Selanjutnya melakukan pengembangan dan penerapan instrumen-instrumen yang merupakan alternatif pemecahan masalah dari akar penyebab masalah. Intervensi perbaikan inilah yang terus dilakukan, kemudian melakukan monitoring oleh Dinkes Kukar secara langsung.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kukar, dr Leni Astuti, menjelaskam bahwa untuk memperbaiki jarak komunikasi antar petugas dari faskes dasar ke rujukan, perlu adanya inovasi hotline maternal.

Sedangkan untuk peningkatan kapasitas petugas, yakni adanya inovasi Duck n Duckling. Bahkan baru-baru ini, Dinkes Kukar telah merilis aplikasi Sidelimaku (Sistem Informasi Dekat dan Peduli Maternal Kukar). Selain berbagai inovasi terkait maternal terdahulu seperti Srikandie, Indeks Rujukan.

BACA JUGA :  Bersamaan Raih Penghargaan Indonesia Awards 2023, Rendi Solihin Wakili Kukar, Ganjar Pranowo Jadi Tokoh Inspiratif

Bahkan upaya yang cukup panjang inipun dianggap membuahkan hasil yang positif, dan menunjukkan hasil perbaikan. Yakni mulai terjadi penurunan AKI yang cukup signifikan. Pada 2017 tercatat ada 35 kasus, menurun menjadi 22 kasus di 2018. Dan terjadi 24 kasus di 2019. Kemudian tercatat 24 kasus di 2022, menjadi 12 kasus di tahun 2023 ini. “Ini merupakan angka dibawah target RPJMD Kutai Kartanegara,” tutup dr Leni.

Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img