spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Samarinda Menurun akibat Pandemi

MESKI berstatus ibu kota provinsi, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Samarinda tak sebaik kota lain di Kaltim. Sejak 2019 mengalami penurunan. Penurunan drastis terjadi pada 2020 dan 2021. Pada 2020, hanya Rp 930 miliar dan sampai triwulan III 2021 sekitar Rp 530 miliar. Padahal target investasi 2021 “hanya” ditetapkan Rp 950 miliar, dengan rincian PMA sebesar Rp 300 miliar dan PMDN Rp 650 miliar.

“Sampai dengan triwulan III tahun 2021 total realisasi investasi di Samarinda sebesar Rp 530 miliar atau baru 55 persen dari target. Rinciannya Rp 121 miliar  (40 persen) untuk PMA dan Rp 410 miliar (60 persen) untuk PMDN,” terang Kepala Bidang Investasi Dinas PMPTSP Samarinda, Matilda Bulan kepada Media Kaltim, Jumat (24/12/2021).

Matilda menjelaskan, penurunan realisasi investasi di Samarinda disebabkan beberapa faktor. Salah satunya akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan. Selain itu masih kurangnya kesadaran dan informasi bagi pelaku usaha dalam menginput Laporan Kegitan Penanaman Modal (LKPM) Online sebagai dasar penghitungan realisasi investasi di daerah.

Seperti diketahui, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pelaku usaha yang telah mendaftarkan izin usahanya diwajibkan untuk melaporkan kegiatan penanaman modalnya setiap triwulan secara online.

Ditanya pengaruh penetapan sebagian PPU dan Kukar menjadi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Matilda mengungkapkan isu tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap iklim investasi di Kota Tepian. Hal itu katanya, dibuktikan dengan data perusahaan yang mengajukan perizinan melalui Online Single Submission (OSS) semakin meningkat. Kaltim tercatat sebagai provinsi terbanyak dalam menerbitkan perizinan berusaha melalui OSS.

Tahun 2022 nanti tambahnya, Samarinda menargetkan bisa meraup investasi Rp 1 triliun. Sektor usaha yang menjanjikan di Kota Tepian, seperti transportasi, telekomunikasi, pertambangan, listrik air dan gas, hingga perdagangan dan reparasi. Dia optimistis target tahun depan bisa tercapai, terutama setelah pandemi Covid-19 melandai dan perekonomian kembali pulih.

Untuk mendorong investasi tambahnya, Dinas PMPTSP Samarinda melakukan beberapa upaya, seperti menggelar bimtek dan sosialisasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Juga melakukan inovasi berupa klinik investasi sebagai platform edukasi pengisian LKPM online. “Kami juga menyusun peraturan daerah mengenai pemberian fasilitas dan insentif serta kemudahan penanaman modal,” ungkapnya. (eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img