Saefuddin Zuhry awalnya enggan masuk ke dunia politik. Belum ada niat atau ketertarikannya ke dunia politik, dan lebih memilih fokus pada profesinya sebagai pengusaha.
Padahal pria kelahiran Kediri, 2 November 1966 ini, punya banyak teman yang terjun ke dunia politik.
Keinginannya masuk ke dunia politik justru muncul karena ingin melihat partai politik yang profesional, modern dan baik secara pengelolaan keuangan.
“Hingga 2013 pure (murni) saya seorang pengusaha. Padahal sudah diajak ngobrol oleh teman-teman di PKB dan Golkar. Justru tertarik (masuk parpol) dalam rangka gimana parpol bisa kuat secara finansial,” terangnya, Selasa (16/8/2022).
Begitu masuk dunia politik, ternyata tak semudah yang ada dalam benaknnya. Butuh perjuangan dan pendekatan berbeda dari latar belakangnya sebagai pengusaha. Apalagi ada stigma buruk di masyarakat bahwa politik itu kotor.
Singkat cerita, sebagai wadah untuk berjuang sekaligus menjadi jembatan memperjuangkan aspirasi masyarakat, ia memilih berlabuh ke Partai NasDem pada tahun 2013.
Saefuddin didapuk sebagai Bendahara DPW NasDem Kaltim, kemudian pada Pemilu 2014, dia maju sebagai calon legislatif Daerah Pemilihan (dapil) Samarinda di DPRD Kaltim, hingga akhirnya terpilih.
Saat Pileg 2019, Saefuddin kembali berhasil meraih hati masyarakat Samarinda, alhasil untuk kali kedua dia menjadi legislator di Karang Paci.
“Jadi setelah terpilih dua periode saya ingin menyampaikan bahwa politik tidak sekotor itu. Tidak ada penyesalan, justru candu karena politik itu seni, dan jadi tempat kita untuk mengabdi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Kedepannya, Saefuddin berambisi membesarkan Partai NasDem, dengan memperoleh 12 kursi di DPRD Kaltim dan meraih satu fraksi di tiap DPRD kabupaten/kota.
“Target pribadi, ingin mengabdi di Kaltim. Karena NasDem baru dua kursi. Saya ingin merebut DPW NasDem 12 kursi di Kaltim.
Kalau (jadi) kepala daerah jalan yang mengalir aja, tidak seambisi itu saya,” ungkapnya.(eky)
