Beranda PENAJAM PASER UTARA Program Bulatih PHKT Bantu Peningkatan Budidaya Perikanan Pokdakan PPU

Program Bulatih PHKT Bantu Peningkatan Budidaya Perikanan Pokdakan PPU

0
Kunjungan manajemen PHKT bersama awak pers ke Pesantren Hidayatullah PPU.

PENAJAM – Pembudidaya ikan di Penajam Paser Utara (PPU) mendapatkan keuntungan berlipat dengan adanya program budidaya lalat hitam (bulatih). Program bantuan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) lewat corporate social responsibility (CSR) itu, selain mengurai permasalahan sekaligus menambah keuntungan.

Salah satu program tersebut dijalankan di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu. Ada dua kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang dibina secara intensif sejak 2020, yakni Pokdakan Biawan dan Pokdakan Jaya Patin

Officer CID PT PHKT Asih Soenariah menjelaskan, program pemberdayaan masyarakat (PPM) merupakan unggulan CSR PHKT. Pada dua pokdakan ini program diberi nama Gerakan Pembangunan Integrasi Perikanan dan Pertanian Menuju Kemandirian Pangan (Gerakan Insan Mapan).

“PPM CSR PHKT di sini terdapat beberapa program yang berkesinambungan. Antara program bulatih dengan perikanan terpadu kemudian pengolahan sampah organik dan mina padi serta tanaman hortikultura,” jelas dia dalam kunjungan bersama awak pers PPU, Kamis (22/9/2022).

Gerakan ini menyelaraskan dengan program kampung perikanan budidaya yang diinisiasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan PPU. Sementara PHKT menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) melalui program-program pengembangan masyarakat di wilayah kerjanya.

Diawali dengan program bulatih yang mampu memproduksi belatung jenis lalat black soldier fly (maggot). Adapun dalam proses budidaya itu, pakan indukan lalat hitam serta maggot berasal dari pengelolaan sampah organik masyarakat di sekitar.

Kemudian maggot diolah menjadi pakan ikan budidaya pokdakan. Selain diaplikasikan pada kolam-kolam ikan, juga pada ikan yang dibudidayakan di areal persawahan milik anggota pokdakan.

Inovasi bulatih PHKT ini juga berhasil menjadi Pemenang Utama Penghargaan Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) yang diselenggarakan oleh Bapelitbang PPU. Program inovasi ini juga dinilai dapat berkontribusi dalam persiapan PPU menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ramah lingkungan.

“Sebelumnya kita lakukan analisa kebutuhan masyarakat dulu. Setelah itu, kita lakukan pembinaan dengan mendatangkan tim pelatih dari Yogyakarta. Dengan semua kebutuhan utama pokdakan, seperti bibit, mesin-mesin dan bangunan kita yang sediakan,” jelas Asih.

Sesuai perhitungan, keberadaan budidaya maggot ini mampu menghemat 30% beban biaya pakan ternak maupun pengembangan perikanan. Di tengah tingginya harga pakan ikan atau pelet, tentunya hal ini sangat membantu pembudidayaan perikanan air tawar.

Sementara dalam penerapan polikultur dan mina padi juga dinilai membuat banyak keuntungan bagi kelompok petani. Utamanya pada sela waktu menunggu panen padi, petani mampu mendapatkan manfaat dari polkultur dan mina padi.

“Ini sangat bagus bagi petani ya, disela menunggu hasil panen padi, dia bisa memanfaatkan keuntungan dari panen ikan air tawar yang pembuatan pakanya sudah kita dukung tadi. Kemudian juga ada polikultur dimana disekitar sawah ditanami pete, terong, lombok dan pohon buah,” ungkap dia.

Di bawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), PT PHKT tidak hanya sampai di pembinaan. Upaya untuk memanfaatkan hilirisasi dari hasil pertanian dan perikanan turut akan terjalin. Dari beberapa hasil tersebut katering yang telah bekerjasama dengan PT PHKT akan mengambil untuk dioleh menjadi makanan.

“Kita ini baru mulai, nanti hasilnya itu kita membuat rencana kerjasama dengan katering dilapangkan. Jika panen berhasil kita akan suplai untuk konsumsi,” jelas Asih.

Dia optimistis melihat komitmen para petani di Desa Sebakung Jaya akan terus bersinergi lewat program Gerbang Insan Mapan hingga terciptanya kemandirian pangan.

“Kita percaya kalau melihat komitmen para petani disini dari pengembangan pertanian dan perikanan bisa berhasil ya. Mereka serius, mereka bisa berkontribusi untuk diri sendiri, kelompok hingga khalayak banyak,” terang dia.

Ketua Kelompok Tani Biawan Muhammad Bintang Wahyu Aji mengungkapkan, keuntungan mayoritas warganya yang memang membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar, seperti patin dan biawan. Manfaat dari pelatihan  pengolahan maggot pun dengan adanya pengadaan mesin pencacah, pembuat tepung, pencetakan dalam pengolahan maggot di sepanjang 2022 ini sudah mulai dirasakan.

“Dalam 25 hari, sudah bisa diproduksi olahan tepung dan menjadi protein pengganti pakan ikannya. Kalau dihitung-hitung, bisa menghemat pakan ikan konvensional 30-50 persen,” katanya.

Kunjungan manajemen PHKT bersama awak pers ke pokdakan binaan di Desa Sebakung Jaya, Babulu.

Ke depannya, Bintang berencana memperjualbelikan produksi pakan ternak maggot untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Produksi saat ini yang mencapai sekira 40 kilogram sebulan akan terus ditingkatkan agar bisa memenuhi kebutuhan desa pun hingga luar daerah.

Selaras, Kepala Desa Sebakung Jaya, Sajidin menambahkan adanya PPM CSR PHKT membawa dampak peningkatan perekonomian bagi masyarakat setempat. Khususnya dari hasil produksi perikanan yang konsisten hingga kini.

“Alhamdulillah, karena biaya produksi bisa ditekan, tentu keuntungan bisa besar untuk masyarakat. Jadi sangat bermanfaat program CSR PHKT ini,” sebutnya.

Selain itu, adanya program ini juga dipastikan akan menimbulkan semangat yang lebih besar untuk warga lainnya. Mengingat di Desa Sebakung Jaya juga menjadi salah satu kawasan yang diprogramkan menjadi penyangga pangan IKN melalui program seribu kolam ikan air tawar.

“Saat ini kolam aktif milik warga ada sekitar 600. Padahal jumlah kolam yang ada lebih dari seribu, semoga ke depan bisa aktif semua,” ungkap Sajidin.

Terpisah, program bulatih PHKT yang yang juga dijalankan di Pondok Pesantren Hidayatullah di Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam turut menghasilkan dampak positif. Mulai dari pengelolaan timbulan sampah organik pesantren, hingga pemenuhan pangan internal pesantren.

Adapun di sini hasil pengolahan pakan ikan dari maggot dipakaikan pada kolam biofolk yang dikelola santri. Ketua Kelompok Hidayatullah Zubair hasil produksinya sangat membantu dalam kebutuhan konsumsi protein santri, hingga ke pengadaan stok pupuk organik masyarakat.

“Hasilnya pengolahan cukup baik, kami jadikan pakan untuk ikan dan pakan unggas seperti bebek dan ayam. Sebagian lagi hasil pengolahan pakan juga kami jual,” ujarnya.

Program ini di satu sisi juga memberikan ilmu tambah bagi para santri yang turut mengelola secara berkelompok. Dari sana hasil panen tidak 3 bulan sekali itu mencapai hingga 400 kilogram nila dan lele.

“Selama ini hasil panen ikan dan ternak dikonsumsi untuk kebutuhan makan ratusan santri, selebihnya juga ada yang kita jual ke warga sekitar,” pungkas Zubair. (sbk)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version