TikTok merupakan platform video musik yang digunakan untuk membagikan video-video pendek dengan durasi video kurang lebih 3 hingga 5 menit. TikTok diluncurkan pertama kali pada bulan September 2016 oleh Zhang Yiming, seorang pendiri Toutiao. Aplikasi ini menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang suka menikmati konten berbentuk audio-video.
Indonesia menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat sebagai penyumbang terbesar pengguna TikTok. Total pengguna aktif TikTok sebesar 20 juta per bulan. Menurut data We Are Social dan Hootsuite, pengguna platform TikTok pada tahun 2021 sebesar 38,7% dari jumlah populasi di Indonesia yang berusia 16 hingga 64 tahun. Total waktu yang dihabiskan di TikTok khususnya perangkat Android, yakni sekitar 13,8 jam/bulan.
TikTok semakin populer penggunaannya semenjak era new normal. New normal adalah perubahan kebiasaan masyarakat dalam beraktivitas normal di luar rumah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Sejak adanya pandemi ini sebagian besar masyarakat lebih aktif berinteraksi melalui daring karena pertemuan secara fisik dibatasi dan terbatas.
Masyarakat juga dituntut untuk menjadi lebih sering berada di dalam rumah daripada beraktivitas di luar. Hal ini yang membuat masyarakat menjadi terdorong untuk mencari hiburan secara praktis tanpa perlu keluar rumah. Selain berguna sebagai sarana untuk mencari hiburan, TikTok juga dapat menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas dengan membuat konten-konten kreatif.
Berbagai macam konten dapat dijumpai dalam aplikasi ini seperti konten video blog, kuliner, challenge, game, tutorial dan informasi lainnya. Selain itu, terdapat banyak konten edukasi mengenai budaya yang dikemas secara menarik dan kreatif seperti konten yang menampilkan pakaian daerah, kuliner makanan daerah, dan tarian tradisional. Hal tersebut menjadi perhatian para penonton sekaligus mengedukasi untuk bisa lebih mengenal dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
Ada banyak konten kreator yang memproduksi konten yang berisi tentang kebudayaan Indonesia, salah satunya yang populer adalah Sandriana (@sansandrin) yang memanfaatkan platform TikTok sebagai wadah untuk melestarikan serta memperkenalkan tarian tradisional. Selain dirinya, ada juga konten kreator yang menggunakan pendekatan yang cukup unik untuk mengedukasi dan melestarikan budaya Indonesia, yaitu Jharna Bhagwani (@jharnabhagwani). Jharna sering mencoba memadukan riasan dan pakaian daerah Indonesia dengan cara yang unik, yakni menggunakan teknik transisi yang tentu saja membuat penontonnya penasaran dan betah untuk menyaksikannya.
Konten budaya juga dapat dilihat saat hari kemerdekaan kemarin. Banyak konten kreator di TikTok yang berpartisipasi melalui tagar #HUTRI76 dengan menyajikan banyak sekali konten edukasi tentang budaya Indonesia. Bahkan jumlah tayangan dari tagar tersebut menyentuh angka 300 juta lebih tayangan.
TikTok juga bisa menjadi wadah untuk memperluas pertemanan di dunia maya. Banyak interaksi lintas budaya yang dapat terjalin di dalam aplikasi media sosial TikTok. Dimana para penggunanya terhubung dalam suatu konten dengan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi budaya bisa terjadi antara kreator dengan penonton, penonton dengan penonton, dan bahkan kreator dengan kreator lainnya.
Lalu adakah dampak dari terjadinya komunikasi lintas budaya melalui platform TikTok ini?
Nyatanya hal yang terjadi dari adanya komunikasi lintas budaya ini membuat penonton menjadi semakin tahu dan memahami berbagai corak kebudayaan di Indonesia. Hal tersebut membuat kita saling menghargai akan perbedaan yang ada. Bahkan untuk melakukan komunikasi yang efektif diperlukan rasa memahami akan kebudayaan orang lain sehingga meminimalisir terjadinya kesalahpahaman. (**)
Penulis: Rossa Lina, Irma Adella Putri, dan Tiara Veronica Khairunnissa; Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman