KUTAI BARAT – Untuk mencapai pembangunan kampung yang tepat sasaran, diperlukan sebuah instrumen sebagai acuan untuk menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil kebijakan.
Maka dengan Indeks Kampung Membangun (IKM) yang merupakan alat penting, bagi pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait diharapkan dapat menentukan program pembangunan Kampung yang tepat sasaran.
“IKM memuat indikator kemajuan pembangunan kampung yang diukur dari meningkatnya persentase Kampung mandiri, maju dan berkembang,” terang Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Barat Ayonius saat membuka presentasi draft laporan pendahuluan kajian konprehensif IKM Kutai Barat, di ruang rapat kantor Bappeda Litbang Kubar, Jumat (24/5/2024).
Dengan IKM, lanjut Sekda, kampung yang memerlukan prioritas pembangunan dapat diidentifikasi. Serta akan teridentifikasi juga program dan kebijakan untuk diimplementasikan guna meningkatkan kesejahteraan di kampung.
Melalui presentasi laporan ini, Ayonius berharap tersusunnya dokumen laporan kajian yang menjadi acuan mengukur status perkembangan suatu kampung, sehingga rekomendasi kebijakan semakin tepat sasaran.
Di sisi lain, kegiatan ini merupakan upaya optimaliasi pembangunan dan diharapkan dapat memberikan dampak besar yang dirasakan oleh masyarakat.
Berdasar data, status IKM untuk wilayah Kubar pada 2021 terdiri, 19 kampung mandiri, 65 kampung maju, 86 kampung berkembang, 18 kampung tertinggal dan satu kampung sangat tertinggal.
Kemudian tahun 2023 mengalami peningkatan status dengan 47 kampung mandiri, 78 kampung maju, 61 kampung berkembang, 4 kampung tertinggal dan kampung sangat tertinggal tidak ada.
Dari data tersebut bahwa IKM dapat berkembang setiap tahun. Maka hasil data dari IKM memberikan informasi yang terbaru setiap tahun disertai dengan kesimpulan dan analisa terhadap fenomena dan trend yang terjadi pada setiap Kampung.
“Sehingga peran IKM sangat penting bagi arah kebijakan pembangunan kampung dan juga sebagai kerangka dalam pembangunan keberlanjutan,” katanya.
Di penghujung sambutanya, Ayonius mengimbau kepada dinas terkait dan camat di enam lokus, yaitu, Bongan, Bentian Besar, Nyuatan, Long Iram, Barong Tongkok dan Penyinggahan.
Diharapkan, ke depannya dapat semakin kooperatif dalam tahapan proses penggalian, pengolahan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan dokumen laporan.
Dijelaskan, dalam penelitian berfokus pada indeks ketahanan sosial (kesehatan, pendidikan, modal sosial dan pemukiman), indeks ketahanan ekonomi (keragaman produksi, pusat perdagangan, akses logistik, akses ke keuangan/perkreditan, ekonomi, keterbukaan wilayah) dan indeks ketahanan ekologi/lingkungan (kualitas lingkungan dam potensi/rawan bencana).
Begitu juga kepada Tim Unit Layanan Strategis Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (ULS-PPID) Universitas Mulawarman, bahwa segala informasi ini sangat berarti untuk menjadi masukan pertimbangan dan saran yang baik bagi pemerintah. Sehingga dapat diambil langkah yang tepat guna dan tepat sasaran dalam mendukung gerak pembangunan di Kubar kedepannya.
Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R