spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pekan ASI Sedunia, Dinkes Samarinda Dukung Ibu Bekerja Terus Menyusui

SAMARINDA – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mengampanyekan praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada para bayi serta memberikan dukungan kepada ibu yang bekerja agar tetap bisa menyusui melalui kegiatan lokakarya Pekan ASI Sedunia tingkat provinsi.

Acara yang bertemakan “Dukung Ibu Bekerja Terus Menyusui” itu dihadiri puluhan ibu- ibu dan remaja putri di Convention Hall Samarinda, Ahad (20/8/2023).

Kepala Dinkes Kaltim dr.Jaya Mualimin mengatakan pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung ibu yang bekerja untuk tetap menyusui.

Kebijakan yang memfasilitasi pemberian ASI di tempat kerja dan kampanye kesadaran dapat berkontribusi pada perubahan positif dalam budaya menyusui.

“Persentase pemberian ASI eksklusif masih rendah yakni 40 persen. Keterlibatan semua pihak terkait sangat penting. Kita perlu memastikan semua yang berperan itu bisa memberikan penyadaran dan kesadaran serta memberikan contoh bagaimana pentingnya ASI yang diberikan kepada anak anak kita sesuai dengan kebutuhan. Peran pemberian ASI nantinya sangat berpengaruh terhadap stunting,” katanya.

BACA JUGA :  APBD Kaltim Baru Terserap 31,82 Persen, Gubernur ‘Warning’ OPD

Ia menjelaskan lingkungan kerja yang mendukung pemberian ASI bagi ibu yang bekerja dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan ibu dan bayi.

Fasilitas seperti ruang menyusui, waktu istirahat yang memadai, dan kebijakan tempat kerja yang mendukung pemberian ASI dapat membantu ibu menjaga kualitas dan kuantitas pemberian ASI.

“Upaya yang terus kami lakukan adalah promosi mengenai peningkatan cakupan ASI eksklusif. Mengajak seluruh perangkat daerah untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja wanita sehingga diharapkan semuanya memiliki ruang laktasi dan fasilitas untuk memberikan ASI,” kata Jaya Mualimin.

Di tempat yang sama, Konselor Laktasi dr. Nanan Surya Perdana memaparkan beberapa faktor yang menjadi kendala bagi Ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif bagi anaknya.

Beberapa diantaranya yakni kurangnya dukungan keluarga, masa cuti yang diberikan kantor atau perusahaan terbatas sehingga Ibu harus kembali bekerja, serta tidak adanya fasilitas memadai untuk memerah ASI dan tempat penyimpanan hasil perah.

“Kebanyakan Ibu bekerja hanya memberikan ASI sampai 3 – 4 bulan usia bayi. Karenanya edukasi menjadi sangat penting bagi para Ibu pekerja selain dukungan beberapa faktor lain. Ada peranan konselor ASI yang memberikan info betapa pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan. Atau instansi juga bisa memanfaatkan momen hari besar untuk memberikan reward kepada ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif sehingga, bisa menjadi pacuan bagi Ibu lain,” papar lelaki yang juga berprofesi sebagai dokter anak itu.

BACA JUGA :  IKIP Kaltim Meningkat Pesat, Transformasi Menuju Keterbukaan yang Lebih Baik

Tidak hanya itu, Nurul Wahdah, perwakilan dari PKK Kota Samarinda, menjelaskan peran yang dijalankan oleh kader PKK dalam mendukung pemberian ASI eksklusif melalui penyediaan informasi dan kegiatan-kegiatan seputar ASI. (Ant/MK)

Pewarta : Arumanto

Editor : Andi Jauhary

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img