spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pegiat Literasi Muda dari Kota Angin Mammiri: Menyebarkan Semangat Membaca melalui Pustaka Jalanan

DALAM era digital yang semakin berkembang, literasi tetap menjadi kebutuhan esensial dalam masyarakat. Namun, semangat untuk membaca dan belajar masih terus berjuang untuk bertahan di tengah distraksi modern. Inilah yang mendorong  A. Tsaqilah Ratu Sarong Langi’, seorang siswa SMA di kota Makassar, untuk memperkenalkan inovasi unik: Pustaka Jalanan.

Dengan tekad yang kuat untuk mempopulerkan kebiasaan membaca, siswi SMAN 21 Makassar yang akrab disapa Qilah ini mengambil inisiatif dengan membawa koleksi buku-bukunya langsung ke jalanan. Tujuannya adalah menarik perhatian orang-orang yang mungkin belum memiliki kebiasaan membaca. Gerakan ini, yang Qilah sebut sebagai bentuk “jemput bola” literasi, diharapkan dapat membantu meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca.

Dengan koleksi buku pribadinya dari perpustakaan rumah, Qilah yang juga merupakan Duta Remaja Sulawesi Selatan 2023 ini membuat sebuah komunitas yang bernama Rumah Baca Sawerigading, dari sini Qilah mengajak kawan-kawannya yang juga memiliki hasrat yang sama terhadap literasi.

Bersama-sama, mereka dengan antusias menggotong buku-buku dari satu tempat ke tempat lain setiap akhir pekan. Langkah ini tidak hanya membantu menyebarkan pesan penting tentang literasi, tetapi juga memperkuat ikatan persahabatan di antara mereka. Melalui Rumah Baca Sawerigading, Qilah tidak hanya mengasah pengetahuan, tetapi juga menginspirasi dan berbagi semangat membaca kepada para rekan sebaya juga masyarakat umum.

Melalui upaya ini, Qilah dan para Pegiat Literasi tidak hanya mengubah sudut pandang masyarakat terhadap membaca, tetapi juga membangun komunitas yang peduli akan pentingnya literasi di tengah-tengah masyarakat.

Pustaka jalanan ini juga berhasil mencuri perhatian banyak kalangan. Ketika pustaka jalanan yang digagas Qilah hadir di taman teras Universitas Hasanuddin (Unhas), para mahasiswa dan warga sekitar terpikat oleh konsep baru ini. Mereka memberikan apresiasi yang tinggi terhadap usaha dan tekad seorang siswa SMA yang berani membawa perubahan positif dalam literasi masyarakat.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pengunjung, Sylfiah yang merupakan Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat. “Saya kira tadi mereka ini adalah Mahasiswa, ternyata masih SMA. Ini merupakan terobosan yang bagus untuk anak muda saat ini sebab kegiatan seperti ini sangat jarang sekali dilakukan, saya berharap ini bisa memberi manfaat untuk orang-orang agar lebih banyak membaca untuk menambah pengetahuan. Saya sangat suka kegiatan ini”. imbuhnya.

Sore itu, di taman Unhas juga nampak beberapa relawan pegiat literasi yang turut andil dalam kiprah Rumah Baca Sawerigading, seperti Putri Cahyani, Andri Wardana, dan Indah Sari. Mereka menyambut kesempatan ini dengan tulus, melihatnya sebagai cara untuk mendapatkan wawasan baru dan menjalankan aksi sosial yang bermanfaat.

Dalam pandangan mereka, Qilah dan gerakan pustaka jalanan yang ia bawa telah membuktikan bahwa usia tidaklah menjadi batasan untuk memberi inspirasi positif. Dengan tekad dan semangat yang kuat, mereka telah berhasil meneguhkan bahwa literasi adalah harta yang berharga dan harus diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Melalui langkah kecil dan berani ini, Qilah dan kawan-kawan telah memberikan harapan bagi masa depan literasi di Sulawesi Selatan.

Mereka telah mengilhami banyak orang untuk lebih aktif dalam dunia literasi. Kiprah Qilah dan gerakan pustaka jalanan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam memajukan minat baca di masyarakat. (MK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img