spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pasokan ke PPU Turun 20 Persen akibat PMK

KEBUTUHAN ternak di Penajam Paser Utara (PPU) pada momentum Iduladha 1443 Hijriah tahun ini aman, namun tidak ada jaminan kebutuhan itu bisa dapat terus terpenuhi. Hal yang paling berpengaruh yaitu wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak sapi di berbagai daerah di Indonesia.

Celakanya, beberapa daerah itu termasuk pemasok hewan sapi dan kambing untuk Benuo Taka setiap tahun, seperti Jawa Timur (Jatim), Kalimantan Selatan (Kalsel) serta Nusa Tenggara Barat (NTB). Jalur distribusi dari beberapa wilayah tadi terpaksa ditutup sementara (lockdown). Hal ini membuat sekira 20 persen suplai ternak ke PPU menurun.

Penutupan ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam upaya penanganan yang baik untuk mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak. Badan Karantina Pertanian Kementan juga menerbitkan Surat Edaran Kepala Badan Karantina Pertanian tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Kejadian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). PMK sudah menyebar di 18 provinsi di 181 kota/kabupaten.

“Saat ini pasokan dari luar kita hanya dari Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) saja. Karena ada aturan karantina, dari wilayah yang berada di zona merah, tidak boleh mengirimkan ke luar daerah,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian (Distan) PPU Arief Murdiyatno, Jumat, (8/7/2022).

Di PPU untuk sementara waktu masih aman dari wabah PMK. Namun tetap tidak bisa dikatakan aman sepenuhnya karena di Kalsel yang berjarak tak lebih dari 500 kilometer dari PPU sudah mulai mewabah. “Sementara yang bisa kita jaga cuma pintu masuk resmi, seperti jalur darat. Untuk beberapa pintu lainnya, seperti jalan alternatif di wilayah hutan, tentu kita tidak bisa jamin,” beber Arief. (sbk)

16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img