spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Minta Diprioritaskan Tapi Jatah Vaksin Tak Ada, Curhat Pelaku Usaha Pariwisata 1,5 Tahun Didera Pandemi Covid-19

SAMARINDA – Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Covid-19 di Samarinda terus berlanjut hingga 23 Agustus 2021. Hingga saat ini belum ada yang bisa menjamin kapan level PPKM akan menurun atau bahkan dihentikan.

Terkait itu, para pelaku usaha sektor pariwisata di Samarinda menyampaikan keluh kesahnya secara virtual kepada Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso.

Beberapa pelaku usaha di sektor pariwisata, hadir secara virtual. Yaitu Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kaltim, Dian Rosita, Ketua DPC PUTRI Samarinda, Sheila Achmad yang merupakan pengelola Rumah Ulin Arya; Saddam Husin pengelola Taman Salma Shofa; Aris pengelola Kapal Wisata Pesut Etam; Andre pengelola kolam renang Citraland City Samarinda; dan pelaku sektor wisata lainnya di Samarinda.

Ketua DPC PUTRI Samarinda, Sheila Achmad, mengatakan posisi mereka saat ini susah. Sebagai pengelola tempat wisata taman rekreasi yang terbuka (outdoor) tidak boleh beroperasi. Berbeda dengan perhotelan dan pusat perbelanjaan modern (mall) yang tertutup (indoor) yang kembali bisa beroperasi.

“Kami sudah ada Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan lainnya. Kalau jawabannya karena kami bukan sektor esensial, tapi di dalam sini banyak pekerja yang harus menafkahi keluarganya. Kami ingin Pemkot lebih mengenal kami karena kami siap melakukan kerja sama dalam bentuk apapun agar bisa beroperasi. Meski yang datang tidak terlalu banyak, setidaknya kami ada harapan untuk membayar gaji dan biaya operasional,” tutur pengelola Rumah Ulin Arya itu.

Selain itu, Sheila Achmad juga meminta agar dapat memprioritaskan pelaku pariwisata di Samarinda untuk menerima vaksinasi Covid-19.

Sementara itu, Pengelola Taman Salma Shofa, Saddam Husin, mengatakan saat ini beberapa pengelola tempat wisata di Samarinda terpaksa merumahkan beberapa karyawannya untuk menghemat biaya operasional. Salah duanya adalah Mahakam Lampion Garden (MLG) dan Rumah Ulin Arya.

“Teman-teman tentu ingin bertanya, apakah ada bantuan dukungan untuk meringankan beban pengelola wisata yang kini tidak bisa beroperasi sementara? Apakah ada langkah-langkah tertentu dari Pemkot Samarinda untuk mem-boosting pariwisata di Samarinda setelah kebijakan PPKM ini berlalu?” tanya Saddam Husin.

Selain itu, Saddam Husin juga memberi masukan agar Pemkot Samarinda melalui dinas terkaitnya menggelar vaksinasi di tempat wisata. Dikatakan, secara tidak langsung hal mengenalkan objek wisata ke masyarakat.

Terkait vaksin, ia mengatakan sebelumnya pernah berkomunikasi dengan dinas terkait untuk pemberian vaksin untuk karyawan di sektor pariwisata. Namun merasa kesulitan untuk mendapat akses vaksin.

“Kami merasa tenang dan tidak khawatir lagi jika nantinya beroperasi karena kami ini bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk penerapan protokol kesehatan, sebagian dari kami sudah mendapat sertifikat CHSE dari Kemenpar sejak awal tahun. Teman-teman secara prokes sudah siap, namun ternyata hal itu masih berbenturan dengan kebijakan pemerintah. Jadi untuk apa CHSE itu jika nantinya tetap tidak berguna ketika kebijakan baru dari pemerintah terbit,” jelas Saddam Husin.

Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, menanggapi segala keluh kesah itu dengan menjelaskan keadaan Samarinda saat ini.

“Kami dari Pemkot Samarinda bersepakat, bahwa dalam menghadapi Covid-19 ini tidak ada pilihan lain. Memang kesehatan adalah hal utama, tetapi ekonomi masyarakat tetap harus jalan. Jadi kalau bagi kami, kesehatan dan ekonomi adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Ke depan kita semua ingin Samarinda menjadi kota yang maju, ekonominya tumbuh. Jadi kenapa di awal kami fokus masalah kebersihan dan ketertiban lalu lintas, tidak lain dalam rangka menjadikan Samarinda bersih, sehat, hijau dan nyaman. Itu adalah syarat utama ekonomi bergerak. Terlebih sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN),” ucap Rusmadi Wongso.

Pandemi Covid-19 menyebabkan tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Diperkirakan tahun 2021 ini pengangguran meningkat dua kali lipat di Indonesia. Dari 6,7 juta menjadi 12,7 juta akibat dari pada pandemi.

Di Samarinda angka pengangguran berjumlah 25 ribu, sekarang menjadi 35 ribu. Masyarakat miskin juga bertambah. “Kalau kita melihat bagaimana struktur usaha kecil menengah di Samarinda, kita lihat dari 89 ribu UMKM ini, 96 persen adalah usaha mikro kecil. Selain itu berdasarkan hasil studi bahwa untuk kasus Indonesia, hampir 83 persen usaha kecil ini kolaps. Oleh sebab itu, kami memberikan perhatian penuh juga kepada UMKM di Samarinda.” Berbagai upaya dilakukan Pemkot Samarinda untuk memperhatikan tiga area penting. Pertama, mengupayakan agar yang sakit ini bisa menjadi sembuh. Memberi perhatian di sisi hulu, yaitu bagaimana menekan angka positif. Membendung warga yang berpotensi tertular Covid-19 dengan menyarankan warga untuk tetap di rumah.

Lalu mengupayakan penanganan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri. Saat ini Samarinda mulai mengalami penurunan.

Dilanjutkan Rusmadi Wongso, “Kebijakan yang kami lakukan ini harus tunduk secara vertikal dari pemerintah pusat. Kita sudah memasuki minggu ketiga penerapan PPKM Level 4 sesuai instruksi Mendagri. Penerapan PPKM Level 4 akan berakhir tanggal 23 Agustus, kami yakin dengan data yang ada semoga Samarinda tidak masuk di dalam PPKM Level 4. Saat ini pemerintah pusat mulai melakukan relaksasi terhadap kebijakan pembatasan yang sudah diberlakukan. Namun untuk wilayah yang masuk dalam level 4 masih dalam pengawasan yang cukup ketat.”

Terkait permintaan vaksin untuk karyawan sektor pariwisata, Wakil Wali Kota Samarinda, memohon maaf karena hingga saat ini Pemkot Samarinda masih kesulitan dalam menerima vaksin. Rusmadi Wongso mengatakan warga Samarinda yang telah mendapat suntikan vaksin masih berada di angka 18 persen. Ketika distribusi vaksin sudah berjalan lancar, penyuntikan vaksin kepada karyawan sektor pariwisata juga akan dilakukan.

“Semoga angka kasus positif Covid-19 di Samarinda terus melandai dan sektor pariwisata bisa beroperasi kembali,” pungkas Rusmadi Wongso seperti diberitakan kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img