spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Metaverse, Tantangan Baru Dalam Komunikasi Berbasis Dunia Virtual 

Oleh: Muhammad Ilham Maulana, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman

Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses integrasi atau penyatuan secara global yang terjadi karena adanya perkembangan teknologi dan informasi di seluruh dunia. Hal ini juga akhirnya menyebabkan adanya pertukaran informasi dari seluruh belahan dunia seperti produk, pemikiran, pandangan, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

Dengan hilangnya ‘dinding pembatas’ ini, terjadilah ledakan arus informasi yang pada akhirnya mempengaruhi dan bahkan mengubah pola hidup suatu lapisan masyarakat. Di Indonesia dampak dari globalisasi sendiri menciptakan dampak baik terutama bagi kemajuan teknologi dalam negeri, akan tetapi disisi lain ternyata Globalisasi juga membawa beberapa dampak buruk seperti budaya konsumerisme, seks bebas, pornografi, dan masih banyak lainya.

‘New Normal’ adalah sebuah keadaan baru yang  disebabkan oleh adanya beberapa kondisi terntentu di suatu masa, dimana pada salah satu kondisi tersebut adanya  pandemi covid-19. Pada kasus ini, New Normal yang harus dijalani saat ini ialah keharusan atau pentingnya untuk tidak banyak beraktivitas diluar rumah.

Dan dengan adanya kebijakan ini pula secara tidak langsung masyarakat akhirnya menggunakan internet sebagai alternatif beraktivitas seperti contohnya bekerja dari rumah, sekolah daring, dan lainnya.

Dan pada akhirnya terjadilah  peningkatan penggunaan internet yang disebabkan oleh kal tersebut. Kemunculan berbagai platform online guna menunjang aktivitas-aktivitas dari ‘New Normal’ inilah yang kemudian banyak berkembang terutama di era pandemi. Mulai banyak platform online seperti dompet online, jual-beli online, meeting, bisnis dan masih banyak yang lainnya.

Metaverse dan Tantangannya
Istilah Metaverse  menjadi topik pembicaraan hangat akhir-akhir ini. Beberapa influencer terkenal seperti contohnya Deddy Corbuzier bahkan sudah membahas hal ini dalam podcastnya di platform YouTube bersama dengan Dr. Indrawan Nugroho pada tanggal 16 desember lalu. Mungkin beberapa dari kita sudah pernah mendengarnya, akan tetapi apa sebenarnya Metaverse itu?.

BACA JUGA :  Ini Tugas Pjs Walikota Bontang Riza Indra yang Gantikan Neni selama Cuti Ikut Pilkada

Metaverse adalah istilah untuk sebuah konsep dunia virtual yang benar-benar memiliki fungsi dan menyerupai kehidupan nyata, dengan adanya tanah, bangunan, avatar, mata uang virtual yang bisa dijual dan dibeli menggunakan mata uang kripto. Dalam dunia virtual ini orang-orang bisa melakukan berbagai kegiatan seperti bermain, berteman, mengunjungi tempat tertentu, berbicara dengan orang lainnya, melakukan jual beli barang-jasa hanya melalui satu dunia virtual saja.

Konsep dunia Metaverse ini pertama kali muncul pada sebuah novel berjudul snow crash karangan Neal Stephensond di tahun1992. Sebenarnya terdapat beberapa platform video game yang sudah mengusung ide dari Metaverse ini, seperti contohnya ada Roblox, Fortnite, dan yang terbaru yaitu Sandbox.

Topik mengenai Metaverse sebenarnya sudah cukup lama muncul, akan tetapi topik ini menjadi hangat kembali pada akhir 2021. Istilah ini menjadi booming kembali ketika Mark Zuckerberg, pendiri platform media sosial Facebook melakukan rebranding Facebook menjadi Meta.

Ditambah lagi pernyataan Mark mengenai rencananya untuk mengembangkan Metaverse dimasa mendatang. Tidak hanya Facebook (atau yang lebih dikenal dengan Meta saat ini), ternyata perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti Microsoft, Google, Binance dan masih banyak lainnya.

Dengan dikembangkannya konsep ini, tentu saja kita terutama generasi milenial, akan dihadapkan oleh berbagai tantangan baru. Seperti yang kita tahu, akan selalu ada permasalah baru yang muncul ketika sebuah konsep kehidupan baru mulai diterapkan disekitar kita.

BACA JUGA :  Bawaslu Kaltim Awasi Ketat Aktivitas Kampanye Politik di Media Sosial

Dan dengan adanya ‘penyatuan’ dunia secara virtual ini, dimana ruang lingkupnya tidak lagi hanya sebatas satu Negara saja, melainkan seluruh dunia berada di satu tempat yang sama dengan mata uang yang sama.

Salah satu tantangan terberat yang pastinya akan terjadi ialah Komunikasi. Kita bayangkan saja, sebuah dunia virtual baru yang dimana aturan tak tertulis dalam komunikasi yang ada didalamnya pasti akan berbeda dengan dunia nyata.

Kita bisa saja meng-implementasikan peraturan tak tertulis yang ada di dunia nyata, namun dengan adanya dunia baru yang jauh berbeda dengan dunia nyata, apakah aturan-aturan tersebut masih berlaku di dunia virtual ini?

Akan muncul juga budaya-budaya baru yang tercipta di dunia virtual ini, dimana kebudayaan yang muncul dari dunia virtual ini bisa saja terbawa hingga kedunia nyata dan pada akhirnya mempengaruhi kebiasaan yang sudah ada di dunia nyata.

Belum lagi akan muncul juga permasalahan-permasalahan dari dunia nyata yang terbawa ke ranah dunia virtual, seperti pelecehan seksual, rasisme, diskriminasi, penipuan, dan lain-lainnya.

Menurut saya sendiri keberadaan Metaverse bagi dunia komunikasi akan menjadi sebuah tantangan yang perlu kita pikirkan bersama. Dimasa depan bisa saja kita akan sulit membedakan komunikasi secara langsung di dunia nyata dengan komunikasi yang kita lakukan di dunia virtual Metaverse, yang dimana dikatakan bahwa dimasa mendatang kita akan dapat merasakan, mencium, mendengar, menyentuh dan meraba melalui dunia virtual.

BACA JUGA :  Resmi, Kemenhub Berlakukan Naik Pesawat Tanpa PCR-Antigen

Munculnya konsep Metaverse sebagai media baru dalam berkomunikasi mungkin juga akan menciptakan kebiasaan baru yang akan mempengaruhi gaya komunikasi manusia di dunia nyata. Akan muncul juga orang-orang yang akan lebih nyaman berbicara melalui dunia virtual ketimbang di dunia nyata. Atau bahkan bisa saja dimasa mendatang manusia tidak lagi berbicara melalui mulut karena ada teknologi yang memungkinkan kita berbicara hanya melalui gelombang otak saja.

Tugas Kita Sebagai Generasi Penerus
Namun satu hal yang perlu kita ingat bahwa, semaju apapun sebuah teknologi ataupun majunya sebuah peradaban, hal itu tidak akan  dapat menggantikan Komunikasi langsung yang dilakukan oleh manusia.

Memang benar keberadaan dunia virtual Metaverse masih sekedar konsep, akan tetapi melihat banyaknya perushaan ternama yang mulai mengembangkan konsep ini, bukan tidak mungkin keberadaan dunia virtual Metaverse akan segera terealisasikan dalam 1 dekade mendatang.

Kita generasi milenial lahir di zaman dimana teknologi sudah mudah untuk dipelajari. Dibandingkan generasi sebelumnya, kita lebih unggul dalam memahami teknologi dan perlunya untuk bersiap agar dapat mengantisipasi kemajuan teknologi yang akan mempengaruhi hidup kita di masa depan.

Akan ada banyak perubahan dan gaya hidup baru dimasa depan terutama dalam bidang komunikasi yang dimana keberadaan komunikasi itu sendiri tidak bisa terlepas dari kemajuan teknologi yang ada. Persiapan kita menuju masa depan adalah kunci utama kita untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi segala problematika baru yang akan terjadi dimasa mendatang. (**)

Referensi :

  • https://himpsi.or.id/blog/materi-edukasi-covid-19-5/post/perubahan-perilaku-sebagai-respon-terhadap-wabah-covid-19-127
  • https://www.hitekno.com/gadget/2021/12/22/193143/apa-itu-metaverse-dunia-virtual-yang-ramai-diperbincangkan
  • https://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/2111/2111.09673.pdf
  • https://arxiv.org/pdf/2112.08569.pdf
  •  https://apps.dtic.mil/sti/citations/ADA522953
  • https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/tekno/pr-703249024/metaverse-adalah-apa-ini-pengertian-dan-kaitannya-dengan-nft-bitcoin-facebook-dan-prospeknya-di-masa-depan
  • https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211216163806-37-299867/mengenal-apa-itu-metaverse-dan-bagaimana-cara-kerjanya
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.