spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Manajemen Isu dan Komunikasi Krisis : Aspek Jenis Isu dan Cara Manajemen Isu

  • Nama : Anita Dwiana
  • Angkatan : Tahun 2020/Semester 5
  • Prodi : Ilmu Komunikasi
  • Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  • PT : Universitas Mulawarman

Suatu organisasi atau perusahaan pernah menghadapi isu-isu yang berkembang di masyarakat. Isu tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti ketidakpuasan sekelompok masyarakat, terjadinya peristiwa dramatis, perubahan sosial, dan kurang optimalnya kekuatan pemimpin. Sebagai contoh isu yang pernah beredar di masyarakat yaitu isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sejumlah karyawan PT Unilever Indonesia Tbk pada April 2022.

Sebuah isu perlu dikelola agar tidak menjadi sebuah krisis yang berdampak lebih besar terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Hal tersebut menjadi tanggung jawab Public Relations (PR) untuk mengelola isu yang ada dan mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak internal maupun eksternal.  Kemampuan manajemen isu dan komunikasi krisis menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh PR.

Menurut Caywood (1997), manajemen isu adalah proses manajemen yang bertujuan untuk melindungi pasar, meminimalisir risiko yang ditimbulkan, menciptakan kesempatan untuk mengelola citra yang bermanfaat untuk organisasi maupun stakeholder utamanya yaitu konsumen, karyawan, masyarakat, dan pemegang saham. Menurut para pakar PR di Indonesia, manajemen isu diartikan sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat secara internal maupun eksternal, mengidentifikasi masalah atau hal-hal yang dikhawatirkan dan melakukan usaha perbaikan.

BACA JUGA :  Masuk Masa Endemi, Event Kembali Bergairah

Jenis isu berdasarkan 2 aspeknya menurut Horrison (2008) :

  1. Aspek Dampak

Berdasarkan dampaknya, isu memiliki 2 jenis antara lain :

  1. Defensive isu

Defensive isu adalah isu-isu yang mengharuskan suatu organisasi atau perusahaan mempertahankan reputasinya akibat adanya ancaman terhadap organisasi atau perusahaan tersebut.

  1. Offensive isu

Offensive isu adalah isu-isu yang dapat digunakan untuk meningkatkan reputasi dan citra perusahaan. Dengan tingginya perhatian publik terhadap organisasi atau perusahaan, maka isu negatif yang ada dapat diolah menjadi isu yang positif sehingga citra dan reputasi organisasi atau perusahaan dapat meningkat.

  1. Aspek Keluasan Isu
  2. Universal, yaitu isu yang berpengaruh terhadap orang banyak secara langsung, bersifat umum, dan berpotensi mempengaruhi secara personal. Contohnya harga BBM, minyak dan mie yang naik.
  3. Advokasi, yaitu isu yang cakupan dan pengaruhnya tidak seluas isu universal dan bersifat potensial. Contohnya isu pada akhir tahun 2021 yaitu digantikannya Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka.
  4. Selektif , yaitu isu yang hanya berpengaruh terhadap kelompok tertentu. Contohnya isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh startup LinkAja.
  5. Praktis, yaitu isu yang hanya melibatkan atau berkembang di antara para pakar. Contohnya kasus Covid yang melibatkan profesor dari berbagai universitas dunia.
BACA JUGA :  Komunikasi Multikultural, Pertumbuhan Karakter Milenial Menjadi Seorang “Enterpreneur”

Dengan adanya berbagai macam isu, sebuah organisasi atau perusahaan harus memiliki PR yang menguasai kemampuan manajemen isu yang baik agar isu tersebut dapat dikendalikan dan tidak berkelanjutan ke tahap pra krisis dan krisis. Berikut 5 Tahap Manajemen Isu yang dikembangkan oleh Chase, Jones, dan Crane :

  1. Identifikasi isu

Dalam tahap identifikasi hal yang perlu dilihat ialah penyebab isu, pencipta isu, jumlah waktu beredarnya isu tersebut, dan media yang digunakan. Sebagai contoh kasus PHK karyawan PT Unilever Indonesia Tbk, dapat diidentifikasi bahwa penyebab isunya adalah adanya ketidakpuasan sekelompok masyarakat yang dalam hal ini merupakan karyawan. Pencipta isu juga para karyawan, dan medianya adalah media online dan media sosial.

  1. Evaluasi dan analisis isu

Dalam evaluasi dan analisis yang dilakukan ialah mengkoreksi diri terkait isu yang beredar dan melakukan analisis terhadap terpaan media mengenai isu yang beredar.

  1. Merumuskan program-program untuk merespons isu

Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan ialah membuat program-program untuk merespon isu yang telah beredar agar tidak menjadi suatu krisis.

  1. Mengintegrasikan semua komponen organisasi untuk melaksanakan program
BACA JUGA :  Hamdam Pongrewa, Si Perantau Ulung Asal Timur (Bagian 1)

Dalam tahap ini ialah, melibatkan suatu organisasi atau pihak-pihak yang kredibel dibidangnya untuk melaksanakan program-program yang telah dibuat. Contohnya dalam kasus PT Unilever Indonesia Tbk, Direksi yang menanggapi dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  1. Mengukur program yang dilaksanakan

Dalam tahap ini, hal yang dilakukan ialah mengukur program yang telah dilaksanakan dengan cara memantau media-media yang mengguggah terkait isu tersebut. Apabila kuantitas atau jumlah peredaran isu tersebut semakin berkurang maka dapat dinilai program tersebut berhasil, begitupun sebaliknya apabila isu tersebut mulai memasuki tahap pra krisis maka program tersebut dinilai kurang berhasil aau tidak efektif. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img