spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kukar Lirik Budidaya Daun Talas Beneng, Berpotensi untuk Ekspor

TENGGARONG – Kutai Kartanegara (Kukar) mulai melirik pengembangan budidaya daun talas beneng. Keseriusan itu dibuktikan dengan kunjungan legislator sekaligus Ketua Komisi II DPRD Kukar, Sopan Sopian. Dengan melihat langsung potensi tumbuhan penghasil umbi-umbian ini di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) pekan lalu.

Sopan Sopian mengatakan kunjungan itu untuk diskusi tentang budidaya daun talas beneng. Baik pasarnya hingga potensi cuan yang dihasilkan. Mengingat tumbuhan yang masuk suku talas-talasan ini hidup di tanah rawa. Cocok dengan kontur tanah di hulu Mahakam. Seperti di Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Muara Muntai, Desa Kota Bangun Seberang.

“Cocok di daerah pinggiran rawa lah,” ujar Sopan saat dikonfirmasi, Ahad (18/9/2022).
Daun talas beneng sudah diekspor beberapa wilayah ke luar negeri. Salah satu tujuannya ke Australia. Daun talas beneng digunakan untuk menjadi bahan baku rokok, pengganti tembakau yang diklaim non-nikotin. Daun ini terlebih dahulu dikeringkan, kemudian dicacah menjadi bagian-bagian kecil.

Daun talas ini kata Sopan, bisa menjadi solusi bagi pembudidaya daun kratom yang mulai dilarang. Setelah daun kratom atau daun purik dipastikan mengandung zat senyawa, layaknya 10 kali daun ganja, sehingga dianggap membahayakan.

“Kalau baik bisa kita kerjasamakan dengan Perusda dan masyarakat kelompok tani, supaya ini bisa dibudidayakan di hulu Mahakam,” lanjutnya. Terlebih hingga saat ini, belum ada kejelasan dari pemerintah untuk nasib pembudidaya kratom, khususnya di Kukar. Setelah budidaya kratom diharamkan.

Berbicara potensi, selain mudah ditanam dengan masa panen 6 bulan, daun talas beneng ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Per kilogramnya bisa mencapai Rp 70 ribu, daun talas beneng kering dan sudah dicacah dan siap diekspor. Bisa menjadi ladang usaha baru masyarakat pinggiran rawa.

“Harapan jadi solusi dan mungkin jadi potensi unggulan di desa-desa hulu Mahakam,” tutup politisi Partai Gerindra tersebut. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img