Catatan Rizal Effendi
SAYA nonton konser Rossa di Stadion Tenis Indoor, Sabtu malam (11/6/2022). Ini konser musik pertama di Balikpapan setelah badai Covid-19 selama dua tahun. Satgas Pemkot memberi izin, karena Balikpapan sudah berada di level 1.
Penonton memang meledak. Hampir 5.000-an yang memenuhi arena stadion. Padahal harga tiket cukup mahal. Rp 225 ribu per lembar. Rossa juga kaget melihat begitu antusiasnya massa. “Sudah rindu ya,” kata Rossa yang tampil cantik dengan kostum jumpsuit putih dan rambut diikat ekor kuda.
Sejumlah penonton mengatakan kepada saya memang mereka bersemangat nonton konser diva Indonesia itu, lantaran sudah dua tahun kehilangan suasana seperti itu. “Mudah-mudahan Covid tidak datang lagi, biar kita bisa ramai seperti dulu lagi,” kata mereka.
Sepertinya saya penonton paling tua malam itu. Sebab, konser yang digelar anak-anak jurusan Kimia Institut Teknologi Kalimantan (ITK) umumnya disesaki anak-anak muda. Kalaupun ada ibu-ibu, itu juga karena dia menemani putrinya. Karena itu saya sempat didesak Kepala Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) dr Ratih Kusuma duduk di kursi VIP.
Tapi saya menolak dengan halus. Saya bukan wali kota lagi. Masuk pun gratis, masa mau duduk di tempat yang enak. Biar saya menyatu dengan penonton yang berdiri di tengah lapangan. Seru juga, meski kaki terasa gempor. Belakangan saya dibantu seorang petugas pemadam yang berbaik hati, saya diberi kursi untuk duduk.
Menunggu Rossa yang tampil tepat pukul 21.00, saya banyak ketemu anak-anak muda yang masih kenal saya. Ada yang minta foto bersama, ada juga yang ngajak ngobrol. Ada yang tanya kegiatan saya termasuk hobi saya. “Eh Pak Rizal, gimana MU?” tanya salah seorang di antara mereka. Saya kaget, mau nonton Rossa ketemu sesama pengemar klub sepakbola Inggris, Manchester United. Jadi ya diskusi MU dulu menjelang musim kompetisi 2022/2023.
Saya bilang MU dengan pelatih baru asal Belanda, Erik Ten Hag, belum terlihat jor-joran beli pemain. Justru yang terjadi sejumlah pemain lawas MU sudah angkat kaki. Seperti Edinson Cavani, Nemanja Matic, Juan Mata termasuk juga Paul Pogba. “Iya Pak, saya dapat informasi pelatih Erik Ten Hag sengaja merahasiakan sejumlah pemain yang diincarnya,” katanya.
Kalau ditanya suatu saat ada konser Rossa bersamaan dengan MU berlaga, saya pilih yang mana? Terus terang berat juga memilihnya. Tapi sepertinya saya cenderung nonton MU dulu, baru ke Rossa he he.
Rossa memang bukan penyanyi biasa. Kualitas suara dan gaya bernyanyinya memang di atas. Karena itu penggemarnya di Malaysia memberi anugerah gelar Dato’ kepada Rossa, yang nama lengkapnya Sri Rossa Roslaina Handiyani. Penggemar Rossa di Tanah Air termasuk di Balikpapan memanggilnya Teteh Rossa atau Teteh Ocha.
Setelah merilis album Nada Nada Cinta (1996), Rossa menjadi sangat populer. Menyusul album keduanya, Tegar. Album ini yang membawa Rossa meraih Most Favourite Female Artist di ajang MTV Indonesia Awards 2000.
Hingga saat ini, Rossa telah merilis 18 album studio. Di antaranya Hati yang Terpilih (2000), Kini (2002), Kembali (2004), Yang Terpilih (2006), Rossa (2009), Harmoni Jalinan Nada & Cerita (2010) hingga A New Chapter (2017).
Seperti artis lainnya, Rossa juga aktif di media sosial. Pada Februari 2022 saja, pelantun Ayat-Ayat Cinta ini memiliki 15 juta followers di Instagram. Satu juta subscribers di Youtube dan 1,7 juta pendengar lagu-lagunya di Spotify setiap bulan. Rossa juga aktif di Tiktok dan punya 1,6 juta followers setia.
Saya lihat hampir tak ada penonton yang kecewa dengan penampilan Rossa. Malah ada cowok di depan saya mengikuti gaya nyanyi Rossa penuh perasaan. Ada juga penonton cewek yang menangis mengikuti perasaan. Pendeknya semua lepas ikut menyanyi, mulai lagu sendu sampai yang menghentak-hentak.
Rossa sendiri kaget karena hampir semua lagunya bisa diikuti penonton. “Ya ampun kok semua hapal?” katanya heran. Saking senangnya, Rossa sendiri nyanyi lebih 13 lagu. Padahal awalnya dia mematok hanya 10 lagu. Satu-satunya lagu Rossa yang saya hapal judulnya Aku Bukan Untukmu. Kebetulan suara saya yang sumbang dan rendah, hanya bisa nyanyi lagu itu. Rossa juga sempat menyanyikan lagu terbarunya Sekali Ini Saja.
AJANG PROMOSI ITK
Saya senang anak-anak ITK berani menggelar konser. Apalagi momennya pas, di saat orang sangat merindukan setelah dua tahun kita hidup senyap gara-gara Covid. Saya mengapresiasi kiprah anak-anak Jurusan Kimia sebagai penyelenggara dengan ketuanya Dika Julian.
Beberapa minggu sebelum konser, mereka sempat datang ke rumah saya membuat video, yang bernuansa mengajak orang nonton Rossa. Ternyata konsernya sukses. Yang datang bukan dari Balikpapan saja, tetapi juga ada yang dari Bontang, Samarinda, Tenggarong, dan PPU.
Tentu momen seperti itu secara tidak langsung juga ikut mempromosikan ITK. Sayang di panggung tidak terlihat logo atau label ITK lebih visual meski ada diucapkan oleh pemandu acara.
Saya termasuk yang gigih memperjuangkan ITK agar masuk menjadi proyek strategis nasional bidang peningkatan sumber daya manusia berkaitan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain Unmul dan universitas lain di daerah ini, ITK sangat penting untuk mencukupi kebutuhan SDM berkualitas supaya Kaltim tidak jadi penonton ketika IKN mulai dibangun sampai benar-benar berfungsi.
Seperti pernah saya sampaikan, Pemkot Balikpapan dan Pemprov Kaltim masih punya “utang” untuk menyediakan lahan seluas 300 hektare sebagai kebutuhan sebuah kampus teknologi. Tapi kalau ITK bisa masuk proyek strategis nasional, maka biaya pengadaan lahan termasuk gedung dan tenaga dosen bisa dipercepat melalui dana APBN.
Saya mendapatkan data dari hampir 5 ribu mahasiswa ITK itu, 50 persen lebih adalah anak-anak dari Balikpapan. Lainnya dari daerah tetangga di Kaltim termasuk ada juga dari Jawa dan Sulawesi.
Kalau bicara penyanyi Rossa, ada tiga hal yang saya sukai. Pertama, suaranya yang luar biasa. Kedua, lagu-lagunya meski cenderung sendu tapi enak didengar. Dan ketiga, saya jadi ingat tahu sumedang, yang dulu sangat laris di Bukit Soeharto. Maklum Rossa itu kelahiran Sumedang, 9 Oktober 1978. Apa mungkin ya kalau banyak makan tahu sumedang, suara bisa bagus seperti Rossa? Sepertinya perlu juga dicoba. (**)
Penulis adalah Wali Kota Balikpapan 2011–2016 dan 2016–2021 dan Pengurus PWI Kaltim