JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan laporan awal hasil investigasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1). Dari hasil laporan awal, KNKT merinci kronologi jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pontianak itu.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, SJ182 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 14.36 WIB.
“Setelah tinggal landas, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian Flight Data Recorder (FDR) merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki,” kata Nurcahyo dalam jumpa pers yang digelar secara virtual, Rabu (10/2) seperti dikutip cnnindonesia.com.
[irp posts=”8668″ name=”Ini Fakta Sementara Pesawat Sriwijaya Air Boing 737-524 yang Hilang Kontak”]
Nurcahyo mengatakan, saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur atau tenaga berkurang, sedangkan throttle sebelah kanan tetap.
[irp posts=”8701″ name=”Lokasi yang Diduga Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Diberi Jangkar, Bikin Pos Dadakan di Tengah Laut”]
Berikutnya, pada pukul 14.38 WIB, karena kondisi cuaca, pilot meminta pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan.
Kemudian ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJ182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landasan pacu dengan tujuan yang sama. Oleh karena itu, ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
Pada pukul 14.39, ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri. Menurut Nurcahyo, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.
ATC kemudian memberi instruksi agar pilot menaikkan pesawat ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pada pukul 14.39.59. “Ini adalah komunikasi terakhir dari SJ182,” tutur Nurcahyo.
Pukul 14.40.05 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi SJ182 yaitu 10.900 kaki. Kemudian pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat posisi naik, dan pesawat miring ke kiri.
Sementara tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang, sedangkan yang kanan tetap.
Berikutnya, sekitar pukul 14.40.10 WIB, FDR mencatat autothrottle tidak aktif atau disengage dan sikap pesawat menunduk. Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data.
Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu dipastikan jatuh ke laut setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
Total jumlah penumpang yang berada di pesawat tersebut 62 orang, dengan rincian 56 penumpang dan enam awak pesawat aktif. Sementara 56 penumpang ini terdiri dari 40 dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga balita. (net)