spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ketika Penyitas Covid Jadi Pahlawan, Yang Daftar 422, Hanya 41 Pendonor yang Lolos

Terpapar Covid-19 memang merupakan suatu musibah yang tak bisa dihindari siapapun. Namun di kemudian hari, musibah itu rupanya bisa berubah menjadi berkah bagi orang lain. Melalui donor darah konvalesen, seorang mantan (penyintas) Covid-19 bisa menjadi “pahlawan” bagi pasien lainnya yang masih berjuang untuk sembuh dari belenggu virus Corona.

Oleh: Bambang, Bontang

Tingginya kasus Covid-19 di Kota Taman, membuat kebutuhan akan plasma darah konvalesen ikut meningkat. Hal ini membuat Palang Merah Indonesia (PMI) Bontang tidak bisa menyediakan stok plasma darah secara cepat dan setiap saat. Keterlibatan ratusan penyintas Covid-19 yang sudah mendaftar, juga tak bisa terakomodir semua. Sebab dalam proses pemeriksanaan kesehatan, masih membutuhkan banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Di fase inilah banyak calon pendonor yang gugur alias tak memenuhi syarat.

“Dari 422 orang yang sudah mendaftar, hingga saat ini hanya 41 orang pendonor yang lolos,” kata Anwar Sadat, Wakil Ketua I PMI Bontang saat menjadi narasumber dalam program Podcast “Meja Tamu” alias Media-Praja Tatap Muka, yang tayang di kanal YouTube Praja TV Bontang, Selasa (24/8/2021). Program kerjasama antara mediakaltim.com bersama Radio Praja TV, serta didukung Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang.

 

Pria yang juga berprofesi sebagai Aparatur Sipil negara (ASN) Bontang itu menyebut, persyaratan mendonorkan plasma darah konvalesen sama seperti saat mendonorkan darah pada umumnya. Namun syarat tambahannya, diharuskan pernah terpapar Covid-19, dan telah dinyatakan sembuh. Pernyataan sembuh ini, kata dia, dibuktikan melalui surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh puskesmas. Di sisi lain, calon pendonor juga diharuskan tidak menerima transfusi darah dari orang lain dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. “Titer antibodi juga harus mencukupi standar, dan tidak memiliki komorbid (penyakit bawaan),” terang Sadat saat berbincang dengan host podcast, Annisa Hashifah.

Ketika seluruh persyaratan itu dimiliki calon pendonor, sambung dia, rupanya tak menjadi jaminan proses donor plasma darah akan berhasil. Akibat beberapa faktor, membuat plasma darah akhirnya gagal diambil dan harus dikembalikan kembali ke tubuh pendonor. “Sejauh ini, sudah ada delapan orang yang gagal diambil plasma darahnya di tengah jalan,” papar Sadat.

Pengambilan plasma darah konvalesen ini, dilakukan menggunakan alat Apherisis. Cara kerjanya, setelah darah dari pendonor diambil, alat tersebut akan memisahkan secara otomatis antara plasma dengan komponen darah lainnya.

Plasma darah sebanyak 200 mililiter akan dimasukkan ke kantong darah, sedangkan komponen darah lainnya akan dikembalikan ke tubuh si pendonor. Proses pengambilan plasma darah, bisa memakan waktu 45 menit hingga satu jam lamanya. “Plasma darah inilah yang digunakan untuk membantu terapi pasien Covid-19 agar bisa sembuh,”

Tercatat, hingga saat ini sudah ada 84 kantong plasma darah konvalesen yang berhasil didonorkan para penyintas Covid-19 di Bontang. Rinciannya, 24 kantong untuk golongan darah A, 31 kantong golongan darah B, 24 kantong golongan darah O, dan 5 kantong golongan darah AB. Per 22 Agustus 2021 lalu, golongan darah A sudah terpakai 17 kantong, golongan darah B sudah terpakai 25 kantong, golongan darah O sudah terpakai 20 kantong, dan golongan darah AB sudah terpakai 5 kantong. “Jadi stok yang stoknya kosong saat ini adalah golongan darah AB,” beber Sadat.

Melalui kesempatan ini, dirinya mengajak para mantan penderita Covid-19 di Bontang, untuk menjadi pahlawan demi menyelamatkan pasien lainnya yang saat ini masih berjuang untuk sembuh. Dengan donor plasma darah konvalesen, justru akan membawa dampak positif bagi kesehatan si pendonor itu sendiri. Sebab, tubuh pendonor akan memproduksi plasma darah baru lagi di dalam tubuhnya. (bms)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img