TENGGARONG – Menjelang Pesta Erau Adat Kutai, dua kerangka replika Naga Laki dan Naga Bini selesai dibuat. Dua naga ini nantinya ditenggelamkan di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, menandakan pelaksanaan Pesta Erau Adat Kutai selesai.
Kini, kerangka yang sudah dipasangi kepala naga diletakkan di sisi kiri dan kanan Museum Mulawarman, lokasi yang akan menjadi pusat pelaksanaan Erau oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Salah satu perajin Naga Laki dan Naga Bini, Encek Iswansyah mengatakan, naga yang berukuran panjang 17 meter ini dibuat selama 15 hari. Melibatkan 15 orang perajin yang memang tiap tahun merakit kerangka naga. “Saya memang sudah lama membuat kerangka naga,” kata Iswansyah pada mediakaltim.com.
Tugasnya dan rekan-rekannya hanya sebatas membuat kerangka tubuh naga. Sementara yang memasang kepala naga, langsung dilakukan oleh Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Arifin. Dengan ritual dan persembahan sajen di hadapan kedua naga atau Peduduk dalam bahasa Kutai.
Di dalam sajin berisi buah pisang, buah pinang, gula merah, telur ayam kampung, rokok dari daun. Ditambah kelapa bersabit yang di atasnya diikatkan benang putih serta ditancapkan jarum. Selain itu, juga ada dupa yang dibakar dan dijaga agar terus menyala.
Kerangka naga yang sudah terbentuk pun akan dibalut dengan warna kuning.
Dikombinasikan dengan kain 12 warna sebagai sisiknya. “Saat dipasang akan dilakukan juga ritual besawai. Sisik naga itu nantinya akan dilarung di Kutai Lama,” lanjut Encek.
Mengulur naga ini nantinya menjadi penanda puncak Pesta Erau Adat Kutai, yang dimulai sejak 20 September hingga 3 Oktober. Kedua naga dibawa ke Desa Kutai Lama, Anggana. Dilanjutkan dengan prosesi Belimbur, yakni masyarakat yang saling siram menyiram air, dengan menggunakan air bersih. (afi)
