spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Isu Kesehatan Mental, Kadinkes Tekankan Peran Keluarga dan Masyarakat

SAMARINDA – Isu kesehatan mental di tengah masyarakat modern memang cukup banyak dibahas. Dikutip dari laman Sehat Negriku Kemenkes, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa kurang lebih 1 dari 5 orang. Sekiranya 20 persen dari populasi penduduk di Indonesia memiliki kerentanan terhadap kesehatan mental. Pada tahun 2023 saja, data tingkat depresi yang dimuat oleh World Population Review menyebutkan 9.162.886 kasus depresi dengan prevalensi 3,7 persen di Indonesia.

Di Kalimantan Timur sendiri, data dari kaltimprov.go.id mencatat ada 4.154 orang pada tahun 2020 memiliki gangguan jiwa. Tentu angka tersebut bisa saja terus mengalami kenaikan di tahun 2024.

Menanggapi hal tersebut, Kadinkes Kaltim, Jaya Mualimin, merasa peningkatan stres bisa saja terjadi, apalagi dengan kompetisi dunia kerja yang makin berat. Namun itu semua kembali kepada kontrol pribadi maupun masyarakat sekitar terhadap tekanan-tekanan mental hingga tidak menimbulkan stres berkepanjangan.

“Tingkat stres bisa saja naik terus-menerus. Kalau kita berkaca ke negara maju lainnya, seperti Australia dan Jepang, seringkali terjadi kasus bunuh diri karena stres dan depresi. Semua kembali kepada kontrol diri masing-masing serta peran masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kadinkes menganggap bahwa peran keluarga dan kerabat sangatlah erat terhadap tingkat stress seseorang. Maka Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan beberapa upaya dalam menangani kesehatan psikologis, seperti menyiapkan satu psikolog di 188 puskesmas maupun rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah Kalimantan Timur.

“Kami telah melakukan upaya dengan membangun sarana dan prasarananya. Fasilitas untuk pertolongan pertama kasus kejiwaan juga sudah kami lakukan. Pun kami juga bekerja sama dengan badan kesehatan lain untuk mencegah kasus stres berkepanjangan,” lanjutnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur terus mengupayakan kesehatan jiwa maupun fisik. Sebagaimana Kadinkes mengungkapkan mengenai relasi antara kesehatan psikis dengan kesehatan tubuh lainnya. Sebab tingkat stress seseorang dapat mempengaruhi gaya hidup sehat seseorang.

Lebih jauh, Kadinkes menginginkan kesehatan mental sebagai kesehatan komunitas yang sesuai dengan program kesehatan nasional mengenai kesehatan mental yang setara dengan kesehatan fisik lainnya. Sehingga perlu kembali melakukan kampanye-kampanye tentang kesehatan mental.

“Kami menginginkan setiap rumah sakit mengupayakan pelayanan kesehatan jiwa. Karna kebanyakan kasus bunuh diri itu berawal dari penyintas yang enggan terbuka dengan orang-orang di sekitarnya. Meski di Indonesia, kesehatan jiwa belum menjadi indikator kesehatan nasional, namun itu tetap perlu mendapatkan pelayanan yang layak,” pangkasnya.

Berkaca dengan negara maju lainnya, Kadinkes berharap tidak ada banyak kasus bunuh diri yang melibatkan orang-orang di umur yang produktif. Mau bagaimanapun peran keluarga dan masyarakat sangatlah penting untuk mencegah melejitnya kasus bunuh diri yang merupakan akibat dari stres maupun depresi. (ADV/ Dinkes Kaltim)

Pewarta : Khoirul Umam
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img