PENAJAM PASER UTARA – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka Penajam Paser Utara (PPU) akan membangun Water Treatment Plant (WTP) baru di daerah sekitar Bandara Very Very Important Person (VVIP).
Keberadaan WTP ini nantinya juga akan mengaliri masyarakat di wilayah Kelurahan Jenebora, Kelurahan Gersik dan Kelurahan Pantai Lango.
Direktur Perumdam Danum Taka, Abdul Rasyid mengungkapkan, dari hasil koordinasi dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bahwa Bandara VVIP akan memakai air dari sumur dalam atau sumur bor.
“WTP ini memang untuk mengaliri 3 kelurahan di sekitar, sementara itu Bandara VVIP akan menggunakan air sumur dalam (sumur bor),” jelasnya (19/3/2024).
Abdul Rasyid menjelaskan sebenarnya penggunaan sumur air dalam tanah tidak bagus untuk lingkungan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya permukaan tanah dikarenakan air yang disedot akan juga mengikis lapisan tanah.
“Kan lapisan tanah itu harus terus terisi sesuai lapisannya kan. Nah sedangkan kalau pakai air dalam tanah berarti yang tersedot bersamaan air juga tanah, batu bahkan lumpur,” terangnya.
Secara nasional, Abdul Rasyid tekankan bahwa penggunaan air sumur dalam sebenarnya tidak disarankan. Namun pada kasus tertentu masih diperbolehkan.
Ia menyontohkan seperti Kota Bontang yang mengandalkan air sumur dalam tanah dikarenakan daerahnya tidak memiliki mata air dan air permukaan.
“Akhirnya, permukaan tanahnya mulai turun 5 sampai 8 centimeter, sekarang Kota Bontang sedang mengusahakan SPAM Regional Marang Kayu,” terangnya.
Kendati demikian, Abdul Rasyid katakan penggunaan sumur dalam di Bandara VVIP akan diperbolehkan seiring dengan diterbitkannya Undang-Undang IKN. Sehingga akan diberikan kekhususan pada penggunaan air di Bandara VVIP.
“Jadi ya ada previlege lah ya dalam kasus Bandara VVIP ini,” terangnya.
Abdul Rasyid saat bertemu dengan OIKN telah menyarankan untuk penggunaan air permukaan pada Bandara VVIP. Terlebih, kebutuhan air yang begitu besar ketika Bandara VVIP telah beroperasi.
“Kami sarankan ada tiga, bisa menggunakan Sungai Riko, Bendungan Sepaku-Semoi, atau Intake Sepaku, karena yang paling terdekat,” terangnya.
Walaupun penggunaan air permukaan di 3 daerah tersebut akan menggelontorkan biaya yang tidak murah. Namun, menurutnya untuk urusan pemerintah seharusnya hal tersebut bukan menjadi masalah yang besar, terlebih ini merupakan Proyek Strategi Nasional (PSN).
“Saya sih belum pernah lihat fisiknya ya, soalnya sampai sekarang tidak ada project yang berkaitan dengan Sungai Riko, jadi sudah pasti menggunakan sumur dalam,” tandasnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R