spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Harga Telur dan Daging Ayam di PPU Terus Meroket

PENAJAM – Harga telur ayam dan daging ayam di Penajam Paser Utara (PPU) terus melambung sepekan terakhir. Pemkab PPU hingga kini masih mendalami penyebab utama kenaikan dua komoditas favorit masyarakat ini.

Salah satunya di Pasar Induk Nenang, harga telur menembus Rp 60 ribu per piring (30 butir). Meningkat sekira Rp 10 ribu dibandingkan harga seminggu sebelumnya.

“Padahal seminggu lalu harganya  Rp 50 ribuan. Sekarang sudah naik lagi,” keluh Narti, salah satu pedagang, Selasa (13/9/2022).

Narti meyakini naiknya harga BBM menjadi penyebab utama. Pasalnya, terjadi kenaikan harga modal karena ongkos antar dari pedagang ke tempat pengecer juga lebih tinggi.

“Bisa saja karena BBM naik. Kan mereka antar ini ke saya untuk dijual lagi, pasti ongkos,” sebut dia.

Namun, kenaikan harga telur ini tak membuat daya beli masyarakat PPU menurun. Dengan begitu, para pedagang tak begitu bergejolak dengan adanya kenaikan harga.

Selain telur ayam, kenaikan harga siginifikan juga terjadi pada  daging ayam potong. Harga yang telah naik Rp 35 ribu per kilogram beberapa waktu lalu, kini naik lagi menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

BACA JUGA :  DPRD PPU Soroti Soal Reforma Agraria, Bijak: GTRA dan OIKN Harus Bisa Jawab Permasalahan guna Minimalisasi Konflik di Lapangan

“Sekarang sudah jadi jadi Rp 38 ribu, Mas,” ungkap Tadir, salah seorang pedagang daging ayam.

Disinggung mengenai penyebab kenaikan, Tadir mengaku tak mengetahui pasti. Sebab pasokan ayam potong dari peternak juga masih lancar.

Meski begitu, kenaikan tersebut l membuatnya heran. Sebab, kenaikan langsung terjadi begitu saja. Karena biasanya kenaikan harga pada ayam potong, terjadi bertahap.

“Habis naik, ada turun. Kalau sekarang ini naik terus dari bulan lalu,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas KUKM Perindag PPU, Sukadi Kuncoro menjelaskan, pihaknya telah menurunkan tim untuk menginventarisasi permasalahan utama kenaikan harga. Untuk sementara, penyebab naiknya harga dipicu permintaan pasar yang cukup tinggi.

“Serta naiknya harga pakan ayam dan harga telur yang didatangkan dari luar daerah juga turut mengalami kenaikan,” ujarnya.

Menurut Sukadi, sebagian besar telur ayam di Benuo Taka, didatangkan dari luar daerah karena produksi telur di Penajam Paser Utara masih terbatas.

“Juga karena memang produk di PPU kan belum memenuhi untuk itu, masih tergantung dari luar daerah,” sambungnya.

BACA JUGA :  Pemkab PPU Gelar Sosialisasi Hospital By Laws, Optimalkan Pelayanan di RSUD Ratu Aji Putri Botung

Kuncoro mengatakan, telur ayam yang beredar di PPU hanya 30 persen berasal dari peternak lokal. Peternak lokal juga masih sangat terbatas, karena hanya ada di Desa Girimukti dan Kecamatan Sepaku.

“Telur dari luar sebanyak 70 persen, 30 persen saja dari lokal, itu karena peternak kita juga terbatas, ada di Girimukti dan Sepaku,” kata Kuncoro.

Oleh karena itu, saat ini berbagai harga kebutuhan pokok di PPU cenderung meningkat. Karena membutuhkan modal yang lebih tinggi dari biasanya, termasuk BBM.

Seperti diketahui, pemerintah menaikkan harga BBM dengan selisih cukup jauh. Akibatnya, lonjakan harga ini selalu dikaitkan dengan dampak tarif transportasi yang ikut naik.

“Tapi masih kita telusuri. Pemkab PPU juga beberapa kali melakukan rapat koordinasi dengan kami, terkait adanya potensi inflasi. Kami juga berupaya untuk menekan gejolak pasar, dengan mengadakan operasi pasar murah dalam waktu dekat,” pungkasnya. (sbk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img